Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Batang Perkuat Ketangguhan Warga Lewat Program Desa Tangguh Bencana Pascagempa

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menggencarkan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di kawasan rawan.

Penulis: dina indriani | Editor: raka f pujangga
dok Diskominfo Batang
DESA SIAGA - Kepala BPBD Batang, Wawan Nurdiansyah menyebut BPBD menggencarkan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di kawasan rawan.Hingga pertengahan 2025, lebih dari 20 desa telah resmi menyandang status Destana. 

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Setahun pascagempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Batang, langkah nyata terus diambil untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang menggencarkan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di kawasan rawan.

Baca juga: BPBD Karanganyar Gelar Apel Siaga Hadapi Musim Penghujan Sekaligus Bentuk Destana

“Pembentukan Destana menjadi strategi utama kami untuk mempercepat respons warga saat bencana terjadi, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman di tiap wilayah,” ujar Kepala BPBD Batang, Wawan Nurdiansyah, Selasa (8/7/2025).

Hingga pertengahan 2025, lebih dari 20 desa telah resmi menyandang status Destana.

Program ini tak sekadar simbolik di dalamnya mencakup pelatihan evakuasi mandiri, penyusunan peta risiko lokal, pembentukan tim siaga berbasis masyarakat dengan minimal 30 relawan, hingga simulasi penanganan darurat.

Beberapa desa yang telah aktif menjalankan program ini antara lain Desa Pranten, Gerlang, Tumbrep, dan Wonobodro.

Baca juga: DPRD Jateng: Destana Harus Aktif di Daerah Rawan Bencana, Support Anggaran Dibutuhkan

“Kami ingin setiap warga, terutama yang tinggal di zona rawan gempa dan longsor, memiliki pemahaman serta keterampilan menghadapi bencana—baik sebelum, saat, maupun sesudah kejadian,” jelas Wawan.

Wawan mengatakan pengalaman pahit akibat gempa tahun lalu menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan harus dimulai.

“Desa harus mampu mengenali potensi bahaya di wilayahnya sendiri. Itulah kunci utama mitigasi,” pungkasnya.(din)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved