Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Readers Note

Strategi Mengelola Batasan Diri untuk Generasi Sandwich

Tekanan untuk memenuhi ekspektasi semua pihak, serta rasa bersalah jika tidak mampu, bisa memicu stres kronis, kecemasan, bahkan depresi.

Editor: iswidodo
Tribunjateng/dok pribadi
Bernadetta Wulan Suryandari mahaiswa Psikologi Unika Soegijapranata Semarang 

Kedua, komunikasikan batasan ini secara asertif dan empati kepada keluarga. Ajak bicara anggota keluarga dengan tenang dan jelas. Jelaskan situasi Anda, bukan dengan mengeluh, melainkan dengan fakta dan perasaan. Misalnya, "Saya sangat ingin membantu, tapi saya juga punya prioritas lain yang harus saya penuhi. Jadi, untuk saat ini saya bisa bantu sampai batas ini."  Gunakan kata "saya" untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan Anda tanpa menyalahkan.

Ada Batasannya

Ketiga, prioritaskan kebutuhan diri sendiri setidaknya dalam porsi tertentu. Sisihkan waktu untuk hobi, istirahat, olahraga, atau pengembangan diri. Ini sangat penting untuk mengisi kembali energi dan mencegah burnout. Ingat, Anda tidak bisa menuangkan dari cangkir yang kosong. Kesehatan mental Anda adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan.

 Keempat, belajar mengatakan "tidak" dengan sopan dan tegas. Tidak semua permintaan harus dipenuhi, terutama jika di luar kemampuan atau batasan Anda. Menolak bukanlah tindakan yang salah atau tidak berbakti. Anda bisa menolak dengan memberikan alternatif lain atau menjelaskan mengapa Anda tidak bisa membantu saat ini.

Kelima, cari dukungan dari luar lingkaran keluarga. Berbagi cerita dengan teman yang mengalami hal serupa, bergabung dengan komunitas daring atau luring, atau bahkan mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor dapat sangat membantu. Menyadari bahwa Anda tidak sendirian dalam perjuangan ini bisa meringankan beban emosional.

Terakhir, tetap fokus pada perencanaan masa depan Anda sendiri. Meskipun harus menanggung beban keluarga, tetaplah sisihkan sebagian kecil dari pendapatan atau waktu untuk mencapai cita-cita pribadi. Sekecil apa pun langkahnya, itu adalah investasi berharga untuk kebahagiaan dan kemandirian Anda di kemudian hari. Jangan sampai impian Anda sepenuhnya terlupakan.

Menjadi Generasi Sandwich adalah tantangan kompleks yang membutuhkan kekuatan mental dan strategi yang cerdas. Namun, bukan berarti mustahil untuk dijalani dengan aman secara mental. Dengan kesadaran diri yang kuat, keberanian untuk berkomunikasi secara asertif, dan komitmen untuk menjaga batasan, Anda bisa memutus rantai "jebakan kasih sayang" yang membebani. 

Ini bukan tentang mengurangi kasih sayang, melainkan tentang menyalurkannya dengan cara yang sehat dan berkelanjutan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang-orang yang Anda cintai. Ingat, bakti terbaik adalah bakti yang tak membuat Anda kehilangan diri sendiri. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved