Berita Jepara
Pilu Pasutri Jepara Dapat Gula 5 Kg Usai Bayi Meninggal Diduga karena Imunisasi: Masih Saya Simpan
Setelah itu mereka mendapatkan gula 5 kg sebagai bentuk belasungkawa dari bidan dan puskesmas. Tapi bukan itu yang mereka harapkan
"Bengkak dan panas mulai mereda alhamdhulilah saya reda dan anak sempat beraktifitas seperti biasa," tuturnya.
Saat setelah 14 - 15 hari setelah mendapatkan imunisasi tahap kedua DPT 1, tiba-tiba anak Diva dan Reza terbangun tidurnya di tengah malam.
"Sekiranya pukul 01.00 WIB tengah malam, anak terbangun dengan mata melihat diatas tanpa bersuara tidak menangis," ungkapnya.
Melihat itu, Diffa dan istri hanya bisa berusaha sebisanya.
Ketika pagi harinya, Diffa dan istri langsung mencoba memeriksa kepada dokter yang berada di dekat rumahnya.
"Saya periksakan anak ke Klinik Dokter Fuad itu di Lab hasilnya anaknya mengalami dehidrasi dan ada infeksi bakteri yang sudah menyebar keseluruh tubuh," ujarnya
Mendapatkan hasil tersebut, Diffa meminta ke pada dokter untuk membuat rujukan ke PKU Mayong supaya mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Anak langsung dirujuk ke rumah sakit PKU Mayong, keadaannya sudah parah masuk IGD," tuturnya.
Sesampai di rumah sakit PKU Mayong, bayi langsung mendapatkan perawatan intensif.
"Di IGD di infus nyarik nadinya susah karena masih bayi dicari sampai 4 sampai 7 kali baru ketemu," ucapnya.
Saat mendapatkan perawatan kata Diva, keadaan bayi tidak bersuara.
"Menyuara tidak mau, sorenya di pindah ke ruangan ICU Pikuniku dan dipasang ventilator," tuturnya.
Berjalannya waktu, kondisi bayi bisa membaik namun ternyata kondisi tersebut menjadi awalan bayi Diva menjadi memburuk.
"Alhamdhulilah malam Sabtu bisa nangis sebentar, menjelang paginya kejang jantung sempat berhenti," ungkapnya.
Saat kondisi memburuk, dokter pun mengambil tindakan untuk memberikan alat ventilator supaya bayi dari Diffa bisa bernafas.
Namun kenyataan berkata berbeda, pada Minggu pagi sekiranya pukul 08.07 WIB, Bayi dari pasangan Diva dan Reza dinyatakan meninggal dunia.
"Dokter ambil tindakan memasang ventilator kondisi semakin menurun, malam minggu anak masih ada respon kakinya, tapi Allah berkehendak lain," tutupnya.
Siapa yang bertanggung jawab?
"Saya sebenarnya tidak ingin menyudutkan siapa-siapa namun saya hanya minta kejelasan atas kematian anak pertama saya," kata Diva kepada Tribunjateng, Rabu (9/7/2025).
Setelah kepergian dari anaknya yang sudah hampir sebelas hari ini, keluarga Diva hanya mendapatkan belas kasih berupa gula 5 Kg dari Bidan dan kepala Puskemas setempat.
"Pemberian gula itu masih saya simpan, sebenarnya saya itu hanya butuh penjelasan," ujarnya.
Saat datang memberikan bantuan tersebut kata Diva (26), Bidan dan Kepala Puskesmas tidak memberikan penjelasan secara pasti kematian anaknya akibat imunisasi.
Diva (26) juga sempat menanyakan prosedur imunisasi yang benar.
Ketika mendapatkan imunisasi ternyata, posyandu yang dibuat imunisasi balita pasangan suami istri itu, tidak dilakukan pengecekan suhu badan terlebih dahulu.
"Saat itu saya tanya sebenarnya tahapan imunisasi seperti apa, mereka menjelaskan pada umumnya. Ada pendaftaran dan pengecekan suhu badan, tapi saya tanya tetangga ternyata tidak mendapatkan pengecekan suhu badan. Jadi tidak anak saya saja," ungkapnya.
Tak mendapatkan jawaban dari bidan maupun kepala Puskesmas, Diva (27) bersama istri dan keluarganya tidak putus asa.
Ia pun mencoba meminta tolong kepada satu di antara anggota DPRD Jepara yang berasa dari desanya.
Untuk bisa memberikan jalan keluar atas kegelisahan dari Diva (27) dan keluarga.
Berkunjung sampai dua kali, ternyata kegelisahan dari Diva (27) sekeluarga pun belum terjawab.
Saat berkunjung di satu di antara anggota DPRD Jepara, Diva (27) mendapatkan jawaban yang tidak mengenakan.
"Saya mencoba ke Pak Imam anggota DPRD Jepara berkunjung ya sudah dua kali pada Tanggal 1 Juli dan 4 Juli, pas kedua itu saya malah mendapatkan jawaban kalau meninggalnya anaknya itu 60 persen kesalahan dari orang tua 40 persen kesalahan dari bidan," ucapnya.
Mendapatkan jawaban itu, Diva (27) sekeluarga langsung enggan mencari jawaban secara pasti akibat meninggalnya anaknya.
Ia hanya berharap ada jalan terang atas kematian dari anak pertamanya.
Atas kejadiaan ini pun, dia ingin peristiwa yang dialaminya tidak menimpa orang lain.
"Inginnya kedepannya ada pengecekan secara rutin kepada bayi yang telah mendapatkan balita, jangan sampai ada lagi anak yang jadi korban.Saya taliasih, memang tidak menerima cuma saya tidak bisa menyudutkan salah satu pihak. Saya hanya butuh kejelasan dengan lengkap," tutupnya. (Ito)
Komitmen Mendukung Gerakan Zakat Indonesia, Bupati Jepada Toreh Penghargaan Baznas RI |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Akan Lakukan Rotasi di Bulan September, Ada 8 Jabatan Kosong |
![]() |
---|
Jumlah Penerima Bansos di Jepara Menurun Drastis Hingga 20 Ribu KPM, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Masih Kaji Permohonan Manajemen Persijap Kelola Stadion GBK dan Kamal Junaidi |
![]() |
---|
DP3AP2KB Jepara Mencatat Angka Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Mengalami Penurunan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.