Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Brebes

Meski Gratis, SMP Negeri 8 Brebes Kekurangan Siswa, Masih Buka Pendaftaran Jelang MPLS

Jelang memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)  pada 14-17 Juli mendatang, SMP Negeri 8 Brebes justru masih menerima peserta didik baru

Penulis: Wahyu Nur Kholik | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Wahyu Nur Kholik
TERLIHAT SEPI - Mendekati masa MPLS pada pekan depan, SMP Negeri 8 Brebes masih terlihat sepi. Haya ada beberapa guru yang sedang bersih-bersih ruang kelas dan guru. 

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Jelang memasuki Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)  pada 14-17 Juli mendatang, SMP Negeri 8 Brebes justru masih menerima peserta didik baru.

Meski sekolah negeri, namun sekolah ini menerapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) dengan sistem Offline. 

Pantauan langsung Tribunjateng.com pada Jumat (11/7/2025) di sekolah tersebut, sekolahan yang berada di pinggiran pesisir laut Brebes itu terlihat sepi.

Hanya ada beberapa guru yang sedang memepersiapkan ruang kelas. 

Baca juga: 44 SMP Negeri di Blora Kekurangan Murid, Disdik Dorong Sekolah Tingkatkan Kualitas Pelayanan

Sekolah bahkan tidak memiliki gerbang masuk dan tembok pembatas dengan pemukiman warga.

Bahkan, kondisi halaman sekolah juga masih terlihat berlumpur jika hujan turun.

Di beberapa sudut sekolah seperti parkiran, agar jalan tidak becek hanya menggunakan pasir dan batu sebagai alasnya. 

Berjarak 13 kilometer dari pusat kota, sekolah tersebut kurang diminati meski berstatus sekolah negeri.

Hingga saat ini, sekolah yang membuka penerimaan siswa baru, hanya mampu menerima dua rombongan belajar (rombongan belajar). 

Dimana, masing masing rombel terdiri dari 32 siswa setiap kelasnya. Namun, saat ini baru menerima siswa baru sebanyak 54 siswa.

Artinya sekolah tersebut masih kekurangan 10 siswa pada tahun ajaran 2025/2026 mendatang. 

Salah satu faktor sepinya siswa yang mendaftar, diantaranya lantaran warga di pedukuhan lokasi sekolah tersebut lebih memilih memasukan anaknya ke pondok pesantren. 

Yuli misalnya, Ibu rumah tangga ini lebih memilih memilih menyekolahkan anaknya ke pondok pesantren.

 Ia berdalih agar dapat mendapatkan pendidikan agama yang lebih.

"Kalau yang di pedukuhan sini malah lebih banyak yang sekolah di pondok mas, mungkin karena faktor lingkungan juga. Termasuk anak saya, sekarang juga di ponpes," ujarnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved