Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kasus Korupsi Chromebook

Melihat Kembali Program Pengadaan Chromebook yang Kini Menyeret Nadiem Makariem di Kasus Korupsi

Dugaan korupsi pengadaan Chromebook saat ini tengah menyeret Nadiem Makariem.

Penulis: Ardianti WS | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Woro Seto
MEGOPERASIKAN CHROMEBOOK - Sri Wahyuni (41) kepala sekolah TK Aisyiyah Nusukan 1 mengoperasikan chromebook bantuan dari kemendikbud. Chromebook tersebut jarang digunakan lantaran sekolah tersebut tidak memiliki fasilitas Wifi 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Dugaan korupsi pengadaan Chromebook saat ini tengah menyeret Nadiem Makariem.

Pengadaan chromebook adalah salah satu program Nadiem saat masih menjabat.

Lalu seperti apa perkembangan program itu saat ini? Masihkah chromebook itu digunakan dan tepat sasaran?

Di Kota Surakarta, ada sebanyak 74 Sekolah yang mendapat bantuan Chromebook dari Kemendikbud.

Baca juga: Fakta Lengkap Korupsi Chromebook Kemendikbud, 4 Orang Sudah Jadi Tersangka, Kalau Nadiem Makariem? 

Baca juga: Harta Kekayaan LHKPN Nadiem Makarim, Berpotensi Diperiksa Kasus Korupsi Pengadaan Laptop Kemendikbud

74 sekolah tersebut terdiri dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan SLB yang mendapat bantuan chromebook sejak tahun 2021 dan 2022.

Data yang yang didapat Tribunjateng.com, 74 sekolah tersebut terdiri dari 19 PAUD, 27 SD, 15 SMP, 3 SMA dan 10 SLB.

Diketahui bantuan Chromebook tersebut digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, sebagai bagian dari upaya digitalisasi pendidikan dan mitigasi learning loss akibat pandemi.

Bantuan itu program penyediaan laptop berbasis Chrome OS (Chromebook) untuk mendukung kegiatan pembelajaran di sekolah.

Program itu merupakan bagian dari upaya digitalisasi pendidikan dan diharapkan dapat meningkatkan akses siswa terhadap teknologi serta mendukung proses pembelajaran daring.

Namun, program ini juga menuai kontroversi terkait dugaan korupsi dalam pengadaannya.

Sri Wahyuni (41), Kepala TK Aisyiyah Nusukan 1 mengatakan ia mendapat bantuan satu buah chromebook sejak tahun 2021.

"Iya kami dapat satu buah chromebook gelombang pertama sejak 2021," ujarnya.

Sri Wahyuni mengaku ia beberapa kali menggunakan chromebook untuk kegiatan belajar mengajar.

Namun, setahun terkhir sudah tidak digunakan karena tidak ada fasilitas Wifi di sekolah tersebut.

"Kita sering pakai chromebook itu, anak-anak ketika pembelajaran juga pakai. Namun di sekolah kami tidak ada Wifi, jadi sekarang chromebook-nya jarang digunakan," ujarnya.

Ia menambahkan saat ini semua guru di sekolah tersebut sudah memiliki laptop pribadi.

"Guru-guru di sini sudah punya laptop pribadi, jadi chromebook jarang digunakan," terangnya.

Sri Wahyuni mengaku lebih nyaman menggunakan laptop daripada chromebook.

"Pengoperasian laptop lebih mudah, sementara chromebook agar ribet," ujarnya.

Sri Wahyuni tidak menampik soal kualitas chromebook yang ia terima dari bantuan pemerintah.

"Secara kualitas sebenarnya bagus, buktinya ini setahun tidak dipakai, masih bisa dinyalakan, baterai awet, dan tidak pernah ada kerusakan apapun," ujarnya.

Sementara itu, SDN Joglo Surakarta mengaku mendapat chromebook sejumlah 15 buah.

Chromebook tersebut masih berfungsi dan digunakan hingga saat ini.

Budiati (54) selaku koordinator kurikulum di SDN Joglo Surakarta mengatakan chromebook tersebut digunakan oleh siswa dan guru.

"Kami dapat 15 buah, selama ini dipakai siswa dan guru. Namun guru hanya sesekali karena memang sudah memiliki laptop masing-masing. Siswa sering menggunakan chromebook tersebut karena dipakai untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK)," ujarnya.

Selain itu, Budiati mengatakan chromebook tersebut akan dimanfaatkan untuk pembelajaran coding bagi para siswa.

Budiati mengaku tidak pernah menemukan kendala dari perngkat chromebook dari bantuan pemerintah.

Justru Budiati mengaku chromebook yang saat ini dimiliki SD tersebut masih kurang.

"Kendalanya jumlah chromebook cuma 15 buah, sementara siswa kali banyak. Jadi kami masih butuh banyak chromebook lagi seharusnya," ujarnya.

Meski demikian, Budiati tidak menampik kesulitannya mengoperasikan chromebook.

"chromebook kan beda sama laptop, saya lebih familiar laptop, jadi agak canggung saat di depan chromebook," pungkasnya.

Senada dengan Budiati, Kepala Sekolah SMPN 18 Surakarta, Endang Tri (45) mengaku mendapat bantuan chromebook dari Kemendikbud sebanyak 15 buah di tahun 2022.

Endang Tri mengatakan chromebook tersebut saat ini masih terawat dan sering digunakan.

"Semua bisa dipakai buat siswa kami, chromebook bisa dipakai lancar," kata Endang Tri.

Endang Tri menerangkan guru komputer sering menjelaskan penggunaan chromebook lantaran cara pengoperasian pernagkat tersebut berbeda dengan laptop.

Meski jumlah chromebook terbatas, Endang Tri mengatakan selama ini siswanya bergantian untuk menggunakan alat tersebut.

"Selain chromebook, kita juga punya komputer, jadi anak bergantian menggunakan perangkat yang kami punya," terangnya.

Endang Tri mengatakan ia berharap agar bantuan chromebook itu terus berjalan. (waw)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved