Berita Demak
Tamparan Salah Sasaran, Kisah Zuhdi Guru Madin Yang Kembali Viral
Ahmad Zuhdi, seorang guru madrasah diniyah (Madin) di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, tak pernah mengira peci yang terjatuh di kelas
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Ahmad Zuhdi, seorang guru madrasah diniyah (Madin) di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, tak pernah mengira peci yang terjatuh di kelas akan menyeretnya pada pusaran perbincangan publik.
Peristiwa itu terjadi sekitar tiga bulan lalu.
Zuhdi menampar murid berinisial D karena alas kaki terlempar ke arah pecinya.
Hari itu, Zuhdi bertanya dengan nada tinggi, “Siapa yang melempar sandal?” kata Zuhdi saat menirukan dirinya pada saat kejadian.
Enam murid di depan kelas serempak menunjuk anak berinisial D.
Karena emosi sesaat, Zuhdi menampar bocah itu dua kali.
Namun, kemudian terungkap bahwa D bukanlah pelaku.
Teman-temannya lah yang melempar dengan menggunakan alas kaki milik D.
Hal itu juga terkonfirmasi oleh pengacara bapak Zuhdi yakni Nizar, dia mengatakan bahwa pihak dari anak berinisial D tak mengakui melempar alas kaki.
Karena anak berinisial D ditunjuk oleh rekannya, Zuhdi yang emosinya memuncak sehingga menampar anak berinisial D.
Saat ditemui, Zuhdi yang sudah mengajar selama 30 tahun itu mengatakan bahwa tamparan yang dia berikan tidak keras dan tidak bermaksud melukai.
"Saya 30 tahun mengajar, tidak ada maksud melukai atau mencederai.
Saya sudah menganggap dia itu anak saya, ibunya dulu juga saya yang ngajar," tuturnya saat ditemui di rumahnya, Sabtu (19/7/2025).
Kejadian itu memicu reaksi orangtua dan keluarga pihak D. Mereka mendatangi Zuhdi, menuntut ganti rugi.
Awalnya nominal yang diminta mencapai Rp25 juta, kemudian turun menjadi Rp12,5 juta.
Zuhdi, yang hanya bergaji sekitar Rp110 ribu per bulan, berfikir untuk berhutang dan menjual motor untuk melunasinya.
Beruntung, beberapa temannya ikut membantu hingga terkumpul uang Rp12,5 juta, dan masalah dianggap selesai.
Dukungan terus mengalir, bahkan ada wacana penggalangan dana dari masyarakat untuk membalas kebaikan hati Zuhdi yang telah mengorbankan begitu banyak hal.
Bahkan beberapa tokoh politik setempat, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin dan Gus Miftah juga turut datang memberikan sejumlah bantuan kepada Zuhdi.
Seperti janji untuk Zuhdi dan istrinya diberangkatkan umroh, mendapatkan uang ganti denda dan satu unit sepeda motor.
Pihak Keluarga Anak Berinisial D Kembalikan Uang
Sutopo keluarga anak D menyampaikan permintaan maaf kepada Zuhdi dan mengklarifikasi nominal denda yang sempat viral.
Sutopo bersama dengan sang ibu dari anak berinisial D yakni berinisial SM meminta maaf dan mendatangi rumah Ahmad Zuhdi serta mengembalikan uang tersebut.
“Jadi, untuk tujuan minta maaf, kedua juga mau kembalikan yang dulu diviralkan denda Rp25 juta, ternyata Rp12,5 juta. Nah, ini tadi saya mau kembalikan, tapi Bapak Zuhdi tidak mau, dia ikhlas,” kata Sutopo, Jumat (19/7/2025).
Sutopo juga mengaku keluarga D sempat tertekan karena kasus ini diviralkan.
“Kalau Ibu kemarin agak sedikit (tertekan), namanya diviralkan karena orang perempuan takut ya, takut gimana lah,” ucapnya.
Sebelumnya, kasus ini sempat dianggap selesai setelah kedua pihak berdamai. Zuhdi kembali mengajar seperti biasa, dengan niat mengamalkan ilmunya.
Namun, beberapa hari terakhir, kisah ini kembali viral di jejaring media sosial, memantik simpati warganet yang menilai hukuman itu terlalu berat.
Seiring dengan viralnya kasus ini, kondisi D juga dikabarkan terganggu.
Bocah itu disebut enggan masuk sekolah karena merasa tertekan dengan kejadian yang menimpanya.
Kisah Zuhdi adalah gambaran getir tentang betapa tipisnya batas antara niat mendidik dan amarah sesaat.
Sebuah tamparan di kelas kecil di Demak kini menjadi pembicaraan nasional, membawa pelajaran besar bagi siapa pun yang percaya bahwa mengajar adalah panggilan hati. (Rad)
Baca juga: Ini 25 SMA Terbaik Se-Indonesia Berdasarkan Nilai UTBK Versi LTMPT
Baca juga: 10 Fakta Kasus Ustadz Zuhdi di Demak: Dituntut Rp 25 Juta Usai Tampar Murid
Baca juga: Hasil Bahtsul Masail, PCNU Pati Minta Pemda Beri Keringanan Pajak untuk Warga Kurang Mampu
Masuk 5 Besar Penghasil Beras Terbanyak, Petani Demak Sempat Merugi Hingga Rp 18 Miliar |
![]() |
---|
5 Warga Demak Dapat Hadiah Umrah Karena Taat Bayar Pajak |
![]() |
---|
Bupati Demak Enggan Hadirkan Artis di Acara HUT RI ke 80, Eisti'anah: Tidak Elok Jika Berlebihan |
![]() |
---|
Harapan Baru Petani Demak, Normalisasi Sungai Pulihkan 450 Hektare Sawah yang Lama Terendam Banjir |
![]() |
---|
Warga Mranggen Desak Pemkab Demak Sediakan Unit Damkar, Selama Ini Tunggu dari Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.