Berita Jawa Tengah
Pengurus Koperasi Desa Merah Putih di Purworejo Pilih Pasif: Modal Belum Ada, Bingung Mau Ngapain
Hingga saat ini koperasi desa di Kabupaten Purworejo belum memiliki modal usaha maupun arahan teknis dari pemerintah, sehingga memilih pasif.
TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO – Belum juga genap sepekan sejak peluncuran Koperasi Desa Merah Putih secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Klaten, beberapa pengurus mulai mengeluh.
Tak sekadar itu, mereka juga masih bingung apa yang hendak dikerjakan sedangkan modal belum ada.
Bahkan tak sedikit pula di antara mereka yang curhat jika untuk mengurus segala sesuatunya harus merogok kantong pribadi.
Baca juga: Kades Sawit di Purworejo Tersangka Korupsi Pembangunan Gedung Serbaguna, Proyek 2020-2023
Baca juga: Insiden 3 Kapal Terbalik Saat Larung Sesaji di Pantai Genjik Purworejo, Dihantam Gelombang 5 Meter
Program nasional Koperasi Desa Merah Putih yang digadang-gadang mampu menjadi penggerak ekonomi desa, belum berjalan optimal di Kabupaten Purworejo.
Dari 454 koperasi desa/kelurahan yang telah terbentuk dan diresmikan secara nasional oleh Presiden Prabowo Subianto, sebagian besar masih mandek.
Di Koperasi Merah Putih Desa Ngentak, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo ini contohnya.
Ketua Koperasi Desa Ngentak, Marnie, mengungkapkan, hingga saat ini koperasi di tingkat desa belum memiliki modal usaha maupun arahan teknis dari pemerintah.
“Bagaimana bisa jalan, modal saja belum ada."
"Juknis pun belum turun,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (25/7/2025).
Marnie menambahkan, sampai saat ini para pengurus belum mendapatkan pelatihan teknis maupun bimbingan manajemen koperasi.
Rencana pertemuan pada akhir Juli 2025 disebutnya hanya berisi temu bisnis dengan BUMN seperti Pertamina dan Pupuk Indonesia, bukan pelatihan substantif.
“Untuk bintek sama sekali belum direncanakan,” tegasnya.
Akibat ketiadaan dukungan operasional, banyak pengurus di desa terpaksa menggunakan uang pribadi untuk kebutuhan administrasi koperasi --termasuk membuka rekening, membeli materai, dan ongkos transportasi.
“Banyak pengurus yang nombok sendiri, termasuk saya."
"Bahkan bensin buat wara-wiri saja dari kantong pribadi."
Kesaksian Tecky Dosen Poltekkes Semarang Saat Kerusuhan Nepal: 3 Hari Saya Tertahan di Kamar Hotel |
![]() |
---|
Proses Dramatis Evakuasi Wanita Obesitas di Sragen, Isnani Alami Sesak Napas, Berat Tubuh 300 Kg |
![]() |
---|
Orangtua di Boyolali Gagal Ngirit, Tiba-tiba Anak Minta Tambahan Uang Jajan Gegara MBG Dihentikan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Tecky Dosen Poltekkes Semarang, Sempat Terjebak Kerusuhan Nepal Saat Jalani Misi WHO |
![]() |
---|
Gubernur Luthfi Fokuskan Penguatan dan Pemerataan Konektivitas Antarwilayah di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.