Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Pengurus Koperasi Desa Merah Putih di Purworejo Pilih Pasif: Modal Belum Ada, Bingung Mau Ngapain

Hingga saat ini koperasi desa di Kabupaten Purworejo belum memiliki modal usaha maupun arahan teknis dari pemerintah, sehingga memilih pasif.

Editor: deni setiawan
PEMKAB KLATEN
PERESMIAN KOPERASI - Presiden Prabowo Subianto meresmikan Kelembagaan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) se-Indonesia di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Senin (27/7/2025). Peresmian tersebut menjadi tonggak penting penguatan kelembagaan ekonomi desa, tidak hanya di Klaten, tetapi secara nasional. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO – Belum juga genap sepekan sejak peluncuran Koperasi Desa Merah Putih secara serentak oleh Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Klaten, beberapa pengurus mulai mengeluh.

Tak sekadar itu, mereka juga masih bingung apa yang hendak dikerjakan sedangkan modal belum ada.

Bahkan tak sedikit pula di antara mereka yang curhat jika untuk mengurus segala sesuatunya harus merogok kantong pribadi.

Baca juga: Kades Sawit di Purworejo Tersangka Korupsi Pembangunan Gedung Serbaguna, Proyek 2020-2023

Baca juga: Insiden 3 Kapal Terbalik Saat Larung Sesaji di Pantai Genjik Purworejo, Dihantam Gelombang 5 Meter

Program nasional Koperasi Desa Merah Putih yang digadang-gadang mampu menjadi penggerak ekonomi desa, belum berjalan optimal di Kabupaten Purworejo.

Dari 454 koperasi desa/kelurahan yang telah terbentuk dan diresmikan secara nasional oleh Presiden Prabowo Subianto, sebagian besar masih mandek.

Di Koperasi Merah Putih Desa Ngentak, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo ini contohnya.

Ketua Koperasi Desa Ngentak, Marnie, mengungkapkan, hingga saat ini koperasi di tingkat desa belum memiliki modal usaha maupun arahan teknis dari pemerintah.

“Bagaimana bisa jalan, modal saja belum ada."

"Juknis pun belum turun,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (25/7/2025).

Marnie menambahkan, sampai saat ini para pengurus belum mendapatkan pelatihan teknis maupun bimbingan manajemen koperasi.

Rencana pertemuan pada akhir Juli 2025 disebutnya hanya berisi temu bisnis dengan BUMN seperti Pertamina dan Pupuk Indonesia, bukan pelatihan substantif.

“Untuk bintek sama sekali belum direncanakan,” tegasnya.

Akibat ketiadaan dukungan operasional, banyak pengurus di desa terpaksa menggunakan uang pribadi untuk kebutuhan administrasi koperasi --termasuk membuka rekening, membeli materai, dan ongkos transportasi.

“Banyak pengurus yang nombok sendiri, termasuk saya."

"Bahkan bensin buat wara-wiri saja dari kantong pribadi."

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved