Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ada Belatung di Lele Program MBG SMK Pangudi Luhur Magelang, Ini Kata Pihak Sekolah

Viral di media sosial ada belatung di lele yang menjadi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMK Pangudi Luhur Magelang

Editor: muslimah
KOMPAS.com/Egadia Birru
Lele goreng yang menjadi menu makan bergizi gratis (MBG) untuk siswa SMK Pangudi Luhur, Muntilan, Magelang, kemarin. Foto diambil pada Jumat (25/7/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Viral di media sosial ada belatung di lele yang menjadi menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Menengah Kejuruan Pangudi Luhur Magelang.

Tentu saja ini menambah citra buruk program MBG.

Apalagi belum lama juga terjadi keracunan di SMPN 8 Kupang.

Ratusan siswa menjadi korban setelah menyantap rendang yang kabarnya sudah berbusa.

Baca juga: Trauma Usai 200 Siswa Keracunan Rendang Berbusa di Kupang, Kini Murid yang Lain Sepakat Tolak MBG

Karena hal ini, pihak SMK Pangudi Luhur akan melaksanakan pendataan ulang siswa yang membutuhkan MBG. pada Agustus 2025.

Langkah ini diambil sebagai respons atas insiden penemuan belatung dalam lauk lele yang disajikan dalam program tersebut pada Kamis, 24 Juli 2025.

Kepala SMK Pangudi Luhur, Bruder Totok Tri Nugroho, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sosialisasi terkait pendataan ulang kepada wali atau orangtua siswa.

"Bagi yang tidak membutuhkan, tidak kami berikan (MBG). Tapi, teknisnya baru akan kami lakukan awal Agustus saat pertemuan dengan orang tua," ujarnya seperti dikutp dari Kompas.com, Selasa, 29 Juli 2025.

Saat ini, Totok melaporkan, terdapat 501 siswa kelas X dan XI yang menjadi penerima MBG, sesuai kesepakatan dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebagai penyalur makanan.

"Kami mencatatkan untuk kelas X dan XI karena kelas XII melakukan PKL [praktik kerja lapangan]," tambahnya.

Menurut Totok, program MBG seharusnya disalurkan kepada siswa yang benar-benar membutuhkan, seperti dari keluarga miskin atau miskin ekstrem.

Pendataan ulang ini akan mencakup pencatatan tingkat kemiskinan keluarga siswa SMK Pangudi Luhur.

Sebelumnya, seorang siswa kelas X jurusan Teknik Mesin menemukan larva di daging lele dalam makanannya, dan video temuan tersebut beredar luas di media sosial.

Program MBG di SMK Pangudi Luhur didistribusikan oleh SPPG yang dikelola Yayasan Al Fath Islamic Center, yang berlokasi di Dusun Ngaglik, Muntilan, sekitar 1,5 kilometer dari sekolah.

Eko Praharjono, penanggung jawab yayasan, menjelaskan bahwa seluruh bahan baku, termasuk lele, dikirim oleh pemasok pada malam hari sebelum penyajian.

"Dibawa oleh supplier dalam bentuk bersih. Kami tinggal masak jam 01.00 seperti biasanya," ungkap Eko kepada Kompas.com pada Kamis, 24 Juli 2025.

Eko juga mengungkapkan keraguan atas temuan belatung tersebut.

"Kami sangsi dengan itu, karena karakteristik lele yang kami terima berbeda. Juga, apakah bisa secepat itu muncul belatungnya," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa tidak ditemukan kejanggalan saat bahan diperiksa sebelum dimasak.

"Supplier sudah kami tekanan untuk membersihkan sendiri. Harus bersih, steril," tutupnya.

Program MBG yang dikelola SPPG telah beroperasi sejak 19 Mei 2025 dan menyasar 3.418 anak di 36 sekolah.

Hingga saat ini, menurut Eko, tidak ada sekolah yang meminta penghentian program meskipun muncul insiden belatung.  (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved