Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Cerita Nelayan Roban Timur Batang : Ruang Tangkap Hilang, Melaut Kian Jauh

Nasib nelayan Roban Timur Batang kini harus melaut semakin jauh karena beradu dengan kapal tongkang PLTU Batang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: raka f pujangga
Tribunjateng/Iwan Arifianto
TARIK JARING - Tukiman dan anaknya Eki sedang menarik bubu sebuah alat tangkap ikan di perairan Roban Timur, Desa Sengon, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Minggu (1/6/2025) pagi. Tak jauh dari mereka tampak aktivitas PLTU Batang. 

“Kalau sebelum ada PLTU Batang penghasilan mungkin kalau dibandingkan sekarang tidak terlalu banyak sih. Sekarang bersih  dapat Rp250 sehari. Dulu tak jauh dari angka tersebut,” paparnya.

Meskipun hampir seluruh nelayan Roban Timur memilih melaut lebih jauh ada lima nelayan di kawasan itu yang tetap memilih melaut di dekat PLTU Batang. Alasan mereka karena sudah tidak kuat melaut lebih jauh.

Dari kelima nelayan itu satu di antaranya adalah Tukiman. 

“Saya tidak bisa melaut lebih jauh karena keterbatasan alat seperti jaring dan gardan. Ujung-ujungnya butuh biaya lagi, paling tidak sampai Rp1,5 juta,” terangnya.

Untuk melaut jarak dekat saja dia membutuhkan solar sebanyak 10 liter yang bisa digunakan paling tidak selama dua hari.  

Aktivitasnya menjaring ikan di kawasan dekat PLTU Batang itu, dia hanya mendapatkan kepiting, rajungan, keong macan dan lainnya.

“Ya hasil jual ikan hari ini sebesar Rp250 ribu. Dipotong solar Rp100 ribu. Bersihnya Rp150 ribu. Tadi berangkat sama anak jadi dibagi dua sama anak,” terangnya.

Tukiman mengakui, sejak adanya PLTU Batang beroperasi pada tahun 2022,  ruang tangkapnya dalam melaut kian sempit.

“Sebelum ada PLTU Batang lebih enak hasilnya lebih banyak ikan. Penghasilan dulu bisa sampai RP300 ribu sampai Rp500 ribu sehari, Sekarang ikan makin jarang malah jaring seringkali tersangkut batu bara,” bebernya.

Penurunan tangkapan nelayan wilayah pesisir Roban Timur akibat dampak dari beroperasinya PLTU Batang sesuai dengan data dari Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Batang

Bersumber dari dinas tersebut, hasil tangkapan nelayan yang dihimpun di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Roban Timur sebelum PLTU Batang beroperasi pada tahun 2019-2021 tercatat tahun 2019 mencatat tangkapan nelayan mencapai 208.517 kilogram, tahun 2020 mencapai 230.654 kilogram, tahun 2021 mencapai 243.948 kilogram.

Sementara, selepas PLTU Batang beroperasi, hasil tangkapan nelayan tahun 2022  mencapai 74.051 kilogram, tahun 2023 tangkapan nelayan mencapai 67.113 kilogram, dan tahun 2024 hanya mencapai  kilogram 86.637 kilogram. 

Krisis Iklim Tambah Derita Nelayan Roban Timur

Selain ruang tangkap yang semakin menyempit, nelayan Roban Timur semakin kesulitan melaut akibat krisis iklim. Hal itu dikeluhkan oleh para nelayan Roban Timur di antaranya Sarmuji. 

Ia menyebut, pembabakan musim tangkapan laut semakin buyar atau susah ditebak dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved