Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Kisah Mukhlisno Gantungkan Harapan pada Alat Penanam Padi Baru di Tengah Krisis

Siang menjelang sore terasa tenang di Dusun Gintungan, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Kamis (7/8/2025).

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
Para petani dan PPL di Dusun Gintungan, Desa Gogik, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang memeriksa alat mesin pertanian baru, yakni penanam padi atau rice transplanter di tepi sawah setempat, Kamis (7/8/2025). 

Modernisasi perlahan mengetuk pintu-pintu gubuk para petani, membawa angin baru ke ladang-ladang tua. 

Kini tinggal menunggu, apakah para petani akan mampu menjawab tantangan itu, bekerja berdampingan dengan teknologi, dan menjadikan sawah bukan hanya ladang pangan, tapi juga ladang masa depan.

Gandeng Teknisi Pelatihan 

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Gogik, Hajar Hanum mengamini kebutuhan mendesak akan mesin pertanian. 

Dalam waktu dekat, pihaknya akan segera menggelar pelatihan dengan menggandeng teknisi alat mesin penanam baru itu.

Hanum meyakini bahwa kehadiran alat itu bisa mempercepat proses tanam karena selama ini kekurangan tenaga tanam.

“Kami selama ini antre tenaga tanam, bisa tunggu tiga sampai empat hari karena menggarap sawah yang lain secara bergantian.

Sekarang kalau ada alat dan orang yang bisa jalankan, langsung tanam karena selama ini, tanah yang diolah dan siap ditanam harus menganggur dahulu,” kata Hanum.

Lebih lanjut, Hanum menambahkan Modernisasi ini menjadi bagian dari upaya besar pemerintah untuk mendukung program Luas Tambah Tanam (LTT)

Dengan adanya alat itu, dia berharap bahwa petani bisa dengan sawah seluas 35 hektare di sana, bisa dilakukan tanam-panen tiga sampai empat kali dalam setahun.

“Selama ini setahun menghasilkan padi 85 hektare, atau dua kali masa tanam-panen.

Mudah-mudahan besok bisa lebih banyak dan biasanya per hektare bisa menghasilkan gabah 5,4 ton,” kata Hanum.

Krisis Petani Muda dan Jalan Keluarnya

Dari data Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang, sebagian besar petani padi di wilayah Bumi Serasi sudah berusia di atas 45 tahun dengan persentase 77.65 persen. 

Sedangkan, petani muda hanya berkisar pada angka 11.8 persen. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved