Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Brebes

Rayakan Hari Kemerdekan dengan Miras, 2 Acara Karnaval di Brebes Diwarnai Adu Jotos

Acara diwarnai adu jotos sesama peserta karnaval. Kericuhan terjadi karena peserta karnaval mabuk.

Penulis: Sof | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
KARNAVAL RICUH - Viral karnaval Desa Kemukten, Kabupaten Brebes, ricuh. Kejadian tersebut diduga karena pelaku terpengaruh minuman keras. (Tangkapan layar BrebesUpdateId) 

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Perayaan Hari Kemerdekaan yang semestinya berjalan khidmat dan penuh kebersamaan berubah menjadi kericuhan di Brebes, Jawa Tengah.

Tak hanya di satu tempat, dua acara karnaval diwarnai kericuhan.

Penyebabnya sama: peserta terpengaruh minuman keras (miras).

Baca juga: Kronologi Pria Tewas Terjatuh Dari Sound Horeg di Brebes, Berawal Dari Tali Sepatu Lepas

Insiden pertama terjadi dalam acara Karnaval Peringatan HUT RI ke-80 Desa Kemukten, Kecamatan Kersana.

KARNAVAL RICUH - Viral karnaval Desa Kemukten, Kabupaten Brebes, ricuh. Kejadian tersebut diduga karena pelaku terpengaruh minuman keras. (Tangkapan layar BrebesUpdateId)
KARNAVAL RICUH - Viral karnaval Desa Kemukten, Kabupaten Brebes, ricuh. Kejadian tersebut diduga karena pelaku terpengaruh minuman keras. (Tangkapan layar BrebesUpdateId) (TRIBUN JATENG/ISTIMEWA)

Acara diwarnai adu jotos sesama peserta karnaval.

Kericuhan terjadi karena peserta karnaval mabuk.

Karnaval tersebut diikuti oleh seluruh RW yang ada di Desa Kemukten.

Video kericuhan karnaval yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Kemukten pada Minggu (17/8/2025) itu viral di media sosial. 

Salah satunya diunggah oleh @BrebesUpdateId yang telah di tonton lebih dari 11 ribu orang.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa berawal saat salah satu peserta karnaval merasa di pelototi oleh peserta lain.

Lantaran tak terima, pelaku yang terpengaruh minuman keras (miras) lantas memukul korban.

Sontak, para emak-emak yang menjadi peserta lain kemudian berteriak histeris ketakutan.

Melihat kericuhan tersebut, peserta lain mencoba untuk melerai para pemuda yang terlibat pertikaian.

Kasus ini tak berlanjut ke ranah hukum lantaran kedua belah pihak telah berdamai.

Saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025) malam, Kapolsek Kersana AKP Teguh W, menyebut mereka yang terlibat pertikaian merupakan sesama warga Desa Kemukten.

Kedua kelompok tersebut, lanjut Kapolsek, kemudian di mediasi oleh pihak desa.

"Kini mereka yang terlibat pertikaian sudah di mediasi oleh pihak desa, suasana desa juga sudah kondusif kembali setelah kericuhan tersebut."

"Mereka sepakat kasusnya tak berlanjut ke ranah hukum karena sudah berdamai," terang kapolsek.

Insiden kedua terjadi sehari kemudian dalam acara Karnaval Peringatan HUT RI ke-80 Desa Pejagan, Kecamatan Tanjung.

RICUH - Peserta karnaval dari Desa Pejagan terlibat keributan dengan penonton Desa Kemurang Kulon, Senin (18/8/2025). Saat ini dua belah pihak sedang dilakukan mediasi oleh pemerintah desa.
RICUH - Peserta karnaval dari Desa Pejagan terlibat keributan dengan penonton Desa Kemurang Kulon, Senin (18/8/2025). Saat ini dua belah pihak sedang dilakukan mediasi oleh pemerintah desa. (IST)

Karnaval diwarnai adu jotos antara peserta karnaval dan penonton yang berasal dari desa tetangga, Kemurang Kulon.

Keributan juga terjadi karena peserta menenggak minuman keras (miras).

Karnaval tersebut diikuti oleh seluruh RW yang ada di Desa Pejagan.

Karnaval yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pejagan pada Senin (18/8/2025) itu berawal saat salah satu peserta yang menampilkan ogoh-ogoh melintas.

Penonton dari Desa Kemurang Kulon disebut melempari kerikil ke arah peserta karnaval.

Lantaran tak terima, kericuhan tak terbendung hingga berujung saling pukul.

Sontak, para penonton yang mayoritas emak-emak sambil menggendong balitanya itu kemudian histeris ketakutan.

Pihak keamanan dari Linmas desa setempat mencoba untuk melerai, namun tak bisa berbuat banyak.

Paska kericuhan, polisi meminta agar kepala desa dari dua desa tersebut untuk memediasi peserta yang penonton yang terlibat kericuhan.

"Jadi Desa Pejagan dan Kemurang Kulon itukan dekat sekali mas, kalau tidak mabuk ya sepertinya tidak akan terjadi kericuhan."

"Hari ini saya minta para kades untuk melakukan mediasi dari kedua desa yang terlibat kericuhan," ujar Kapolsek Tanjung AKP Imam Priyadi saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

Maraknya aksi kericuhan saat gelaran karnaval di tingkat desa, saat ini tengah menjadi evaluasi pihak kepolisian. (Pet) 

Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Pengeroyokan Karnaval di Desa Tegalglagah Brebes

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved