TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Amirudin (44), terduga teroris yang merupakan warga Dusun Kunci Putih RT 03 RW 10 Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang dikenal bekerja sebagai pengusaha.
Ia yang merupakan warga asli Jatirunggo dari pasangan Asruli dan Mbah Tiyuk dikenal warga bekerja sebagai kontraktor dan memiliki sejumlah bidang tanah di Desa Jatirunggo maupun daerah lain.
Menurut keterangan tetangga yang meminta namanya disamarkan, pria yang dikenal bernama Amir oleh warga desa tersebut juga memberikan bantuan modal usaha bagi ketiga adiknya.
Dua adiknya diberi bantuan modal membuka toko dan Amir juga membuka toko di rumahnya.
Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
"Tokonya rame terus karena orangnya memang nggak pelit dan keluarganya disukai oleh warga," ungkapnya.
• Ada Tempat Wisata Taman Bunga di Banyubiru, Bisa Nongkrong Sambil Berfoto Ala Negeri Kincir Angin
• Kadis Peternakan Blora Dicecar 30 Pertanyaan Sebelum Ditahan, Kuasa Hukum Ngacir Hindari Wartawan
• Pohon Tumbang Timpa Mobil dan Tembok Kantor di Semarang, Beruntung Tak Ada Korban Jiwa
• Tofa Aniaya Anak Kekasihnya Hingga Tewas di Ambarawa, Pelipis Berdarah hingga Leher Patah
Di Kunci Putih, Amir memiliki rumah yang ditinggali oleh Neni, istri pertamanya dengan dua anak mereka yang duduk di bangku sekolah dasar.
Warga tidak mengetahui usia Neni maupun nama lengkapnya, namun warga jamak mengetahui bahwa Neni menderita penyakit mental yang membuatnya harus mengonsumsi obat.
Tetangga ini tak mengetahui kapan pastinya penyakit mental yang diderita Neni, namun informasi yang beredar penyakit tersebut karena faktor internal dari Neni.
Sementara itu Amir hanya diketahui pulang ke rumah setiap Sabtu dan Minggu saja.
Orang tuanya tinggal di rumah sendiri tidak bersama Amir maupun istrinya, begitupun tiga adiknya yang masing-masing telah berkeluarga.
"Tapi orang tua Amir memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, dan kalau tidak salah juga memiliki asma.
Orang tuanya sudah sepuh," ujarnya.
Amir sendiri dikenal dermawan, suka memberi, bahkan ketika ada warga datang membutuhkan pinjaman uang atau hutang, Amir selalu memberi.
Amir juga membangun sebuah musala besar di desanya yang berada tak jauh dari rumahnya.