TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir disertai lumpur setinggi perut orang dewasa rendam kawasan pemukiman RW 7 Kelurahan Wonosari Ngaliyan, Semarang, Selasa (4/2/2020).
Luapan air tersebut berasal dari daerah aliran sungai (DAS) Beringin selepas hujan deras yang berlangsung lebih dari dua jam yang melanda daerah tersebut.
Tidak hanya merendam ratusan rumah di Wonosari, banjir juga mengakibatkan kemacaetan parah di jalur pantura baik arah Jakarta maupun sebaliknya.
• Pengakuan Zikria, Penghina Wali Kota Surabaya: Saya Ingin Menunjukkan bahwa Siapa Saya Sebenarnya
• Liputan Khusus: Siapa Beking Tambang Galian C Ilegal di Jawa Tengah, Ini Kata ESDM Jateng
• Polwan Ipda SD Tepergok Suami 2 Kali Selingkuh dengan Anggota Polisi Ipda DS, Begini Akhir Nasibnya
• Ini Alasan Kenapa Septian David Maulana Belum Bergabung dalam Latihan PSIS Semarang
Antrian kendaraan sempat mengular hingga lima kilometer.
Bahkan arus lalu lintas sempat terhenti selama dua jam karena luapan banjir menutupi jalan raya.
Pantauan Tribunjateng hingga pukul 18.45 WIB antrian kendaraan sudah terurai dengan arus padat merayap.
Ketua RW 7 Wonosari, Mashudi (45) mengatakan banjir menyebabkan lebih dari seratus rumah di wilayahnya terendam banjir bercampur lumpur.
Sehingga warga harus membersihkan ekstra keras agar rumah mereka dapat dihuni kembali.
"Banjir melanda di RW kami karena berada di pinggiran DAS Beringin, setidaknya ada enam RT di wilayah kami yang terdampak yakni RT 1 ,2 ,3,5 ,6 dan 7 .
Sedangkan RT 4 bebas banjir karena di daerah ketinggian, " katanya kepada Tribunjateng.com.
Mashudi melanjutkan banjir kali ini tidak menelan korban jiwa.
Hanya saja fasilitas umum seperti Masjid ,Sekolah Dasar , dan jalan umum mengalami sedikit kerusakan.
"Tadi secara bergotong royong warga membersihkan akses jalan umum ,fasilitas umum agar bisa segera digunakan kembali, " jelasnya.
Menurut Mashudi wilayahnya terdapat kurang lebih 2 ribu jiwa dengan 438 KK, masyarakat setempat sudah tidak asing lagi terhadap bencana banjir lantaran sudah terbiasa sekaligus terdapat Kelompok Siaga Bencana (KSB).
"Jadi warga sudah terlatih dengan kondisi ini, makan setelah bersih-bersih secara kompak kami mau bikin dapur umum untuk logistik warga terdampak banjir, " katanya.