Bully Siswi SMP Purworejo

Kepsek SMP Purworejo Harap Kasus 3 Siswa Pukuli Siswi Selesai Damai: Anak Butuh Pendidikan 

Penulis: khoirul muzaki
Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CA terus menangis sembari menyembunyikan mukanya di pelukan budenya.

Nuryani berusaha menguatkan, meski ia sendiri tampak tak kuat menahan kesedihan.

Nuryani sama sekali tak menyangka, ada yang tega berbuat jahat terhadap keponakannya. Terlebih, perbuatan itu dilakukan teman sekolah.

Nuryani sama sekali tak menyangka, ada yang berbuat jahat terhadap keponakannya.

Ia sendiri mengaku baru tahu peristiwa itu seusai melihat video yang viral di media sosial.

"Saya baru tahu ya kemarin pas lihat videonya itu," katanya.

Nuryani tentu saja kaget dengan kejadian ini.

Meski ia mengaku telah mengetahui lama keponakannya itu biasa mendapat perlakuan tak baik dari teman-temannya.

Tetapi sebelumnya ia hanya mengira itu adalah kenakalan biasa.

Dikeluhkan sejah lama

CA ternyata sudah cukup lama mengeluhkan kenakalan teman-temannya di sekolah terhadapnya.

Sekitar empat bulan lalu, CA pernah mengeluh ke Nuryani sempat dipukuli temannya.

CA juga sering mengeluhkan badannya yang terasa sakit atau pegal-pegal.

Tetapi kala itu ia tak melihat langsung kejadian yang sebenarnya.

Nuryani merasa iba, tapi tak bisa berbuat banyak karena tak punya bukti keponakannya disakiti.

"Bude awakku loro kabeh (badanku sakit semua). Aku ditendangi kancane nang sekolahan (aku ditendangi teman di sekolah),"ujar Nuryani menirukan keluhan CA dalam bahasa Jawa

Sebagai keluarga, Nuryani pun ikut geram mendengar curahan hati kemenakannya.

Ia pun sempat menanyai CA perihal alasan teman-temannya menjahatinya.

Barangkali, keponakannya membuat masalah lebih dulu yang menyebabkan ia dianiaya.

"Lha kok iso, opo siro nakal? Ora bude, koncoku nakal kabeh (Kok bisa, apa kamu nakal? tidak bude, temanku nakal semua),"kata Nuryani mengulang percakapannya dengan CA kala itu. 

Ganjar minta proses peradilan tertutup

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta proses peradilan 3 pelaku kasus bullying siswi SMP di Purworejo dilaksanakan secara tertutup.

 “Pelakunya masih anak-anak di bawah umur."

"Sesuai Undang-undang Perlindungan Anak, proses peradilan untuk anak di bawah umur harus digelar secara tertutup,” kata Ganjar di komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang, Kamis (13/2/2020), sesuai siaran pers yang diterima Tribunjateng.com.

Ganjar pun memberikan santunan orangtua korban dan memintanya sementara tak bekerja.

Tujuannya, sambung orang nomor 1 di Jawa Tengah itu, agar orangtua bisa fokus mendampingi korban bully melewati masa traumatis.

Untuk para pelaku, Ganjar meminta ada semacam pendampingan khusus berupa konseling. 

“Anak-anak itu perlu dikirim psikolog, kirim guru konselingnya ke sana agar kita bisa tahu persoalannya apa, lalu kita cegah ke depannya supaya tidak terjadi bullying seperti ini,” kata Ganjar.

Ganjar sendiri sudah mengutus Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah, Jumeri, ke Purworejo untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Purworejo demi mengusut kasus bullying ini.

Dia juga sudah berkoordinasi dengan pengurus organisasi induk sekolah tempat terjadinya bullying.

Ganjar pula berencana mengevaluasi kasus tersebut, dengan mengumpulkan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

“Guru, orangtua, dan pengawas sekolah kita tidak cukup bekerja seperti ini."

"Karena kasus seperti ini sudah terjadi berkali-kali maka kita harus kerja serius."

"Mesti dilakukan sistem seperti apa, sarana prasarana seperti apa, kalau perlu dipasangi CCTV sehingga tidak terjadi bulying seperti ini,” tandas Ganjar.

Sebagaimana diketahui, kasus bullying kembali terjadi di sebuah SMP di Purworejo.

Aksi bullying ini diketahui dari adanya video yang viral di media sosial, Rabu (12/2/2020) malam.

Dalam video berdurasi 28 detik tersebut, tampak tiga orang siswa laki-laki merundung seorang siswi perempuan.

Mereka menendang dan bahkan memukul si korbannya dengan gagang sapu.

Korban yang tampak tidak berdaya hanya menundukkan kepala di mejanya sambil menangis. (Aqy/dna)

Helikopter MI-17 Hilang Kontak Ditemukan, Ayah Serda Dita Ilham Kembali Teteskan Air Mata

Polisi Buru Dua Remaja Penusuk Sopir Truk di Teluk Penyu Cilacap

Inilah Penyebab 3 Siswa SMP Purworejo Aniaya Siswi di Kelas, Dimintai Uang Kemudian Lapor Guru

Ada Hotel Pekerjakan Pemandu Karaoke di Bawah Umur, DPRD Pati Akan Gencarkan Sidak

Berita Terkini