TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Serabi nampaknya masih menjadi makanan khas para pencari takjil saat ramadhan.
Terbuat dari adonan tepung beras dicampur parutan kelapa dan sedikit garam ini biasanya dihidangkan dalam keadaan hangat.
Sebagai pelengkap, makanan yang satu ini biasa disantap dengan air santan maupun air gula jawa.
• Sedang Makan di Tuntang, Warga Kota Semarang Tiba-tiba Jatuh dan Meninggal Dunia
• Hasil Survei Terbaru UI: 92,8 Persen Masyarakat Dukung Karantina Wilayah
• Paula Verhoeven Malu Kiano Diberi Baju Bekas Rafathar, Baim Wong: Kayak Gue Gak Mampu
• Bayi 40 Hari Meninggal Sesak Nafas Usai Diajak Kondangan di Kudus, Ada Tamu Undangan dari Zona Merah
Serabi termasuk makanan tempo dulu berbentuk bundar pipih berbungkus daun pisang ini kerap hadir pada bulan puasa, khususnya saat menjelang waktu berbuka tiba.
Di Kabupaten Kendal, serabi sendiri sudah jarang ditemukan.
Jika ingin menyantapnya, masyarakat kerap kali mencari ke sebuah jalan di Kecamatan Pegandon.
Konon serabi terkenal di Kendal adalah serabi Pegandon, identik dengan nama tempatnya.
Tepat di jalan stasiun atau biasa dikenal sebagai Jalan Sunan Abinawa ini dapat dijumpai para penjual serabi.
Memang tak banyak, satu di antaranya pasangan suami istri, Indah Juw (46) dan Mustafid (46).
Keduanya berdagang di ujang jalan dekat palang pintu perlintasan kereta api.
Berbekal 2 tungku tradisional, dan sebuah resbang (tempat duduk lebar dari bambu), lapak milik Indah ini terlihat ramai pembelinya.
Beberapa orang menyebut kedua penjual serabi yang kini tinggal di Dusun Kersan Desa Tegorejo ini paling legenda di wilayahnya.
Kepada tribunjateng.com, Indah bercerita, sudah 30 tahunan ia bersama suami berjualan serabi.
Keotentikan rasanya pun tetap ia pertahankan meski sudah tiga turunan.
Ya, kata Indah neneknya yang konon merintis jualan serabi hingga turun kepada cucunya.
"Saya jualan sudah lama sejak kecil ikut ibu.
Awalnya mbah saya kemudian ibu terus sampai pada saya dan suami," terang Indah di sela-sela melayani pembeli, Minggu (3/5/2020).
Indah berjualan setiap hari tanpa mengenal bulan.
Di luar momen bulan puasa, keduanya biasa menjajakan serabinya melalui online.
Dari berjualan daring, para pembeli biasa datang ke rumahnya untuk mengambil pesanan, sebagian lain meminta untuk di hantarkan asalkan dalam jarak dekat.
Khusus momen ramadhan, Indah dan suami turun di pinggir jalan setiap pukul 15.00 hingga menjelang maghrib.
"Pagi beli bahan dan meraciknya, baru jam 3 sore mulai jualan sampai habis atau sebelum maghrib," ujarnya.
Bermodal 2 tungku pemanas tradisional, pasangan ini biasanya dapat menghabiskan 10 kilogram adonan tepung beras dalam sehari di bulan ramadhan.
Setiap 10 kilogram bisa menghasilkan 200 bungkus atau 200 tangkap serabi.
Setiap bungkusnya berisi setangkap serabi lengkap dengan sebungkus air santan dan air gula jawa dibanderol Rp 3.500.
Serabi buatannya bisa bertahan beberapa jam saja jika tidak dimasukkan dalam kulkas.
Hal tersebut lantaran banyaknya olahan kelapa pada serabi ditambah air santan membuat makanan satu ini tidak bertahan lama.
Berbeda dengan ramadhan biasanya.
Kata Indah, pada ramadhan tahun 2020 jumlah peminat serabi cenderung menurun.
Ia pun hanya bisa menjualakan 7-8 kilogram olahan tepung beras setiap hari.
Terkadang habis cepat, kadang pula sampai mepet maghrib.
"Sebelum corona datang masih ramai, kalau ini menurun.
Paling yang beli orang sekitar sini saja, yang jauh-jauh berkurang," kata Indah.
Peminat serabi sendiri tak mengenal umur.
Mulai anak kecil, remaja, hingga orang dewasa masih sering mencarinya.
Sebagian orang merupakan pelanggan serabi Indah yang terkenal dengan khas gurihnya.
Kini di sepanjang jalan Sunan Abinawa tersebut dapat dijumpai setidaknya 3 penjual serabi setiap sore.
Semuanya memasak langsung di tungku yang diletakkannya di pinggir jalan.
Indah berharap, dengan berkakhirnya pandemi corona nanti dapat mengembalikan momen ramainya pencari serabi saat ramadhan.
"Kita doakan dan doa bersama agar wabah penyakit ini segera berakhir, aktifitas masyarakat pun bisa berjalan seperti semula," terangnya. (Sam)
• Anak Punk Jalanan Cabuli Anak di Bawah Umur di Kebumen, Dijajanin Bakso Agar Tutup Mulut
• May Day, Kapolres Kebumen Bakti Sosial Bagikan 110 Sembako ke Buruh Terdampak Virus Corona
• UPDATE Virus Corona di Jawa Tengah, 144 Pasien Positif Dinyatakan Sembuh
• Ini Daftar Ponsel Oppo Bulan Mei 2020, Mulai A Series hingga Reno
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE: