PPKM Level 4

Dampak Pandemi bagi Bisnis Perhotelan di Semarang, Rita : Kami Sudah Benar-benar Kembang-kempis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hotel

Tak kuat

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Benk Mintosih menyatakan, pihaknya sudah tidak kuat lagi menghadapi dampak yang ditimbulkan dari pandemi covid-19 hingga perpanjangan PPKM level 4 ini.

Menurut dia, meski kebijakan diterapkan saat ini dengan sejumlah kelonggaran, hal itu tak lantas membuat perhotelan lega, sebab dampaknya dirasa sama beratnya.

"Kami sudah 'speechless', sudah tidak tahu harus bagaimana lagi. Kami sudah bingung dengan segala macam kerugian," ucapnya.

Benk memaparkan, telah melakukan pertemuan virtual dengan seluruh asosiasi kepariwisataan di Jateng pekan lalu, di mana pihaknya menginginkan tidak ada lagi pembatasan kegiatan pariwisata di provinsi ini.

Namun, perpanjangan PPKM level 4 ini membuat perhotelan 'gigit jari', mengingat harapan menormalkan kembali bisnis mulai bulan ini belum terealisasi.

"Usulan kami adalah menghidupkan kembali kegiatan pariwisata Jateng setelah dengan prokes yang ketat, mobilitas pariwisata jangan dibatasi lagi, karena ini sarana bisnis pariwisata bisa bangkit kembali. (Dengan perpanjangan PPKM level 4) Kami semua kaget, karena sudah berharap Juli bisa 'ngegas' lagi," ungkapnya.

Benk menyebut, di provinsi ini terdapat ratusan hotel yang tergabung dalam PHRI Jateng. Rata-rata hotel tersebut merasakan dampak yang sama dari pandemi covid-19, terutama dari segi okupansi, yakni terjadi penurunan drastis dari sebelumnya dengan rata-rata hanya mencapai 10 persen.

Selain itu, dia menambahkan, rata-rata perhotelan juga telah memberikan separuh gaji kepada wartawan, sebab tak mampu lagi menyiasati dampak dari pandemi.

"Total ratusan hotel semua terdampak, rata-rata mereka (karyawan-Red) hanya digaji 50 persen. Juga okupansi, rata-rata hanya 10 persen," ungkapnya.

Dengan kondisi itu, Benk meminta ketegasan pemerintah menerapkan kebijakan dalam memutus rantai penularan covid-19 saat ini, termasuk kompensasinya.

"Kalau sudah seperti ini, memang harus diberi stimulus, dan stimulusnya juga dicairkan. Kemudian dipertegas lagi terkait percepatan vaksinasi, harus jemput bola di semua lini, agar herd immunity yang dibutuhkan bisa segera didapat.

Intinya kami minta tegas, karena disiplin kita juga bermasalah, jadi agak susah nanti kalau lama-lama. Semoga pejabat tinggi menjadi 'sinterklas'," tukasnya. (idy)

Baca juga: Siasat Hotel di Kota Semarang Saat PPKM, Buka Layanan Delivery Makanan Hingga Promo

Baca juga: Respons Sandiaga Uno Soal Pengibaran Bendera Putih dari Pengusaha Hotel & Restoran

Baca juga: Dampak Pandemi, Sudah 4 Hotel di Kabupaten Semarang Ditawarkan Dijual

Baca juga: YouTuber Ini Gratiskan Hotel Bintang 3 Miliknya untuk Tempat Isolasi Mandiri

Berita Terkini