"Kalau di Batang kemarin ramai yang beli. Di Sukoharjo pengunjungnya juga ramai, tapi masih jarang yang mampir beli buku, " katanya
Pandemi menjadi ujian terberat bagi kelangsungan usahanya. Ini lantaran pemerintah melarang berbagai kegiatan yang mengundang kerumunan, termasuk pameran buku.
Tak ayal, selama dua tahun pandemi, ia tak bisa mendapatkan pemasukan dari pameran. Padahal sebelum pandemi, ia bisa mengikuti pameran dua kali dalam sebulan. Kini, seiring dengan kasus covid yang melandai, even pameran buku diizinkan kembali digelar.
Ini menjadi angin segar bagi penjual buku seperti Surip untuk kembali bangkit. Meskipun, pameran buku yang digelar belum sesering dulu.
"Pas pandemi vakum karena pameran buku dilarang, " katanya. (aqy)