TRIBUNJATENG.COM, MAGELANG - Beberapa fakta baru diperoleh pihak kepolisian dalam kasus pembunuhan satu keluarga di Magelang.
Pelaku yang merupakan anak kedua dari korban tersebut terbukti secara sengaja membunuh ayah, ibu, dan kakaknya.
Pelaku membeli racun mematikan bernama arsenik untuk kemudian dimasukkan ke dalam minuman.
Akibat meminum minuman bercampur racun tersebut, selang berjarak sekira 30 menit satu persatu meninggal dunia.
Baca juga: TERUNGKAP Cara Pelaku Bunuh Orangtua dan Kakaknya di Magelang, Berikan Minuman Bercampur Racun
Satu keluarga di Kabupaten Magelang, tewas diracun.
Korban terdiri dari ayah, ibu, dan anak pertama.
Berdasarkan penyelidikan polisi, pelaku peristiwa ini adalah anak kedua berinisial DDS (22).
Plt Kapolresta Magelang, AKBP Muchamad Sajarod Zakun mengatakan, racun tersebut dicampurkan ke teh dan kopi yang akan diminum korban.
Setiap pagi, sang ibu selalu menyajikan teh dan kopi kepada keluarganya.
DDS menyelinap ke dapur saat sang ibu keluar dari dapur.
"Dia (tersangka) memasukkan racun arsenik pakai 2 sendok ke dalam teh dan kopi yang setiap pagi disajikan oleh ibunya."
"Ketika ibunya keluar dari dapur, tersangka mencampurkannya," ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (29/11/2022).
AKBP Sajarod menuturkan, pelaku membeli racun itu secara online.
Soal berapa banyak korban membeli racun tersebut, hal ini sedang didalami oleh penyidik.
Baca juga: Pembunuhan Ayah Ibu dan Kakak di Magelang, Pelaku Sudah 2 Kali Racuni Keluarganya, Motif Sakit Hati
Temukan sisa racun golongan arsenik
Ketika melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sisa racun golongan arsenik.
Kabid Kabid Dokkes Polda Jateng, dr Sumy Hastry Purwanti menambahkan, seusai meminum teh dan kopi bercampur racun itu, korban meninggal dunia dalam 15 hingga 30 menit.
"Kadarnya racun ya sangat mematikan karena bisa 3 orang dewasa meninggal karena (minum) cairan yang ada racunnya itu," ucapnya.
Sumy menuturkan, jika melihat efek mematikan tersebut, jenis racun yang digunakan tersangka merupakan golongan arsenik.
"Jenis racunnya zat beracun ya bisa golongan sianida, golongan arsenik, golongan yang lain seperti itu."
"Kadarnya juga sangat tinggi," ungkapnya.
Baca juga: Racun di Tubuh 1 Keluarga di Magelang Sangat Mematikan, Dalam 15 Menit Lambung hingga Otak Terbakar
Akibat meminum teh dan kopi bercampur arsenik, dalam tubuh korban ditemukan banyak tanda kerusakan organ.
Hal ini diketahui seusai polisi mengotopsi dua jenazah korban.
"Tiga jenazah meninggal tidak wajar dan setelah diotopsi, semua minum air atau cairan yang ada racunnya."
"Karena dari saluran napas atas, dari bibir sampai lambungnya ada merah dan seperti terbakar."
"Para korban meminum suatu zat beracun," tuturnya.
Tak hanya itu, dampak arsenik juga terlihat pada organ dalam lainnya, antara lain otak, jantung, hati, paru-paru dan usus.
Baca juga: Inilah Sosok DDS Tersangka Meracuni Ayah Ibu dan Kakak Kandung di Magelang, Aktif di Kegiatan Pemuda
Keluarga di Magelang tewas diracun
Kasus keluarga di Kabupaten Magelang tewas diracun ini terjadi pada Senin (28/11/2022).
Tubuh ketiga korban, yakni Abas Ashar (ayah), Heri Riyani (ibu), dan Dea Khairunisa (anak pertama) ditemukan tergeletak di tiga kamar mandi berbeda di rumahnya, Jalan Sudiro Gang Durian, Dusun Prajenan, Desa/Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang.
Kini, polisi sudah menetapkan DDS sebagai tersangka.
"Sudah kami tetapkan sebagai tersangka, dengan pembuktian, Kapolres sudah mendapatkan pengakuan, barang bukti lainnya yang bisa mendukung terjadinya pembunuhan," jelas Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Pol Djuhandani Rahardjo Puro.
Tersangka bakal dijerat Pasal 340 KUHP juncto Pasal 338 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati. (*)
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kompas.com berjudul Kasus Keluarga di Magelang Tewas Diracun, Anak Korban Menyelinap ke Dapur lalu Campurkan Arsenik ke Teh dan Kopi
Baca juga: Ibu dan Anak Ketiban Rezeki, Diberi Rp 1 Juta Seusai Jadi Petugas Upacara Hari Korpri Kota Salatiga
Baca juga: Semua Kearsipan Pemkab Kudus Mulai Beralih ke Digital, Terintegrasi Pusat Gunakan Aplikasi Srikandi
Baca juga: Penentuan Upah Minimum 2023 Kota Semarang Masih Alot, Buruh Ngotot Naik 13 Persen, Apindo Menolak
Baca juga: Begini Nasib Kusairi, Penipu Ngaku Jadi Wadir Pertamina, Warga Cepu Blora Ditawari Pekerjaan