"Setelah jadi suplayer, saya buka toko kecil-kecilan dengan menyajikan menu, pankage durian, durian kupas, es teler durian, es dawet ayu durian, dan milkshake durian."
"Ya sebagai inovasi saja," ujarnya.
Selain menggunakan durian jenis lokal dari Kalimantan, Sulawesi, Bangka, Sumatera, Jawa, tambahnya, juga memanfaatkan durian-durian unggul jenis musangking dari Malaysia, duri hitam, dan durian montong.
Saat ini, market pasar usaha Asep menyasar masyarakat kalangan menengah ke atas.
Baca juga: Pejabat di Kudus Kunjungi Rutan saat Hari Antikorupsi, Diingatkan Korupsi Bisa Berujung Bui
Durian jenis montong dari Sulawesi dan beberapa jenis durian lokal dibanderol Rp 125 ribu hingga Rp 200 ribu per buah.
Durian jenis oche atau duri hitam dibanderol sekira Rp 600 ribu, serta durian musangking dibanderol Rp 430 ribu per buah.
"Saat ini lagi awal musim, jadinya agak mahal."
"Untuk jenis montong harganya cukup stabil Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu per kilogram."
"Nanti kalau sudah musimnya, satu durian lokal dibanderol mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu," tuturnya kepada Tribunjateng.com, Jumat (9/12/2022).
Namun demikian, pihaknya dalam waktu dekat bakal membuka kedai baru yang bertujuan menyasar semua kalangan masyarakat.
Bermodalkan pengalaman, Asep bertekad menyajikan durian yang terjamin kualitasnya dengan harga bersahabat, sehingga bisa dinikmati semua pecinta durian.
"Durian yang masuk ke tempat saya melalui tahapan sortir, sehingga terjamin kualitasnya," ucapnya.
Baca juga: Apel Hari Antikorupsi di Kudus, Samani: Seluruh Agama Melarang Korupsi
Dia menyebut, durian jenis montong paling diminati pengunjung saat ini.
Selain memiliki daging yang tebal dengan rasa yang enak, harga durian jenis ini cukup stabil serta bisa dijangkau kebanyakan masyarakat.
Melalui usahanya itu, Asep bisa mengantongi omzet Rp 3 juta - Rp 6 juta dalam sehari ketika ramai.