TRIBUNJATENG.COM - Sebenarnya, apa itu tramadol?
Tramadol menjadi ramai dibahas menyusul kasus oknum Paspampres Praka Riswandi Manik dan rekannya anggota TNIĀ yang diduga menyiksa Imam Masykur hingga tewas
Imam diculik lalu diperas alias diminta uang.
Dikabarkan, jika Imam ternyata menjual obat ilegal seperti tramadol.
Baca juga: Viral Detik-detik Malaikat Bikin KTP, Kepala Dukcapil Kaget, Ternyata Ia Fasih Berbahasa Indonesia
Baca juga: Kisah Pilu Gadis SMA Pingsan Setelah Dirudapaksa 7 Pria, Awalnya Diajak Jalan-jalan ke Pantai
Ternyata Efek Tramadol tak Main-main.
Dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif sebut bisa bikin perlambatan atau depresi napas hingga meninggal.
Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, dr Edi Darmawan Sp An Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) menjelaskan efek samping obat tersebut.
Berdasarkan uraiannya, Tramadol bila dikonsumsi dalam dosis yang berlebihan, dapat membuat perlambatan atau depresi napas.
"Kondisi akut itu bisa depresi napas yang berefek pada kehilangan kesadaran, jika tidak ditangani dengan bagus bisa meninggal," jelas dr Edi dalam program Serambi Spotlight dipandu News Manajer Serambi Indonesia, Bukhari M Ali di Studio Serambinews.com, Rabu (30/8/2023).
Kemudian, pemberian Tramadol untuk anak-anak perlu pemantauan khusus, selain itu pasien usia tua di atas 65 tahun, risiko terjadi depresi napas sangatlah tinggi.
Dokter RSUDZA itu menjelaskan, Tramadol masuk dalam golongan narkotika, yakni obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.
Dalam dunia medis, dikenal ada tiga level narkotika, golong satu merupakan yang paling berat efek sampingnya.
"Orang medis kapan pakai? Untuk mengobati nyeri pasca-operasi," ungkap dr Edi.
"Apakah selain pasca-operasi sering digunakan? Jarang sekali," sambungnya.
Dokter spesialis anestesiologi RSUDZA itu menjelaskan, meski masyarakat sudah mengetahui Tramadol digunakan sebagai anti nyeri, namun tidak bisa dijual sembarangan.