Dengan harga semurah itu, pembeli sudah bisa menikmati sepiring nasi goreng yang dilengkapi irisan telur dadar, taburan bawang goreng, serta irisan sayur kol dan mentimun.
“Tapi pembeli juga bisa minta tambah."
"Tinggal disesuaikan porsinya."
"Seperti saya ini minta dibuatkan nasi goreng harga Rp5 ribu."
"Porsinya lebih banyak."
"Saya juga tambah lauk telur dadar, harganya Rp4 ribu."
"Kemudian gorengan Rp2 ribu dapat tiga."
"Saya makan enam gorengan."
"Minumnya es air putih Rp1 ribu."
"Total cuma Rp14 ribu sudah bisa makan enak dan kenyang banget,” kata Eko yang sudah beberapa kali datang ke warung ini.
Baca juga: Ini Sosok Pak Bhabin di Kayen Pati, Aktivitas Lain Aipda Hartono: Ngajar Ngaji dan Praktisi Rukiah
Baca juga: Baznas Se-Eks Karesidenan Pati Rakor di Blora, Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Eko awalnya tertarik untuk mencoba makan di sini setelah melihat konten video tentang nasi goreng di warung ini berseliweran di beranda media sosialnya.
Dia tidak menyangka, di Pati Kota, pada 2025 masih ada yang menjual nasi goreng dengan porsi mengenyangkan semurah itu.
Lasmiati mengatakan, dia mulai berjualan nasi goreng di rumah sejak 2014.
Saat itu, dia hanya memasang harga Rp2 ribu per porsi.
Lambat laun harganya naik menjadi Rp3 ribu dan sekarang Rp4 ribu.