Fisioterapi dada pada balita dilakukan setiap 8-12 jam, sesuai dengan kebutuhan anak. Waktu terbaik melakukan fisioterapi dada yaitu di pagi hari, sebaiknya dilakukan 45 menit sebelum atau sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Terapi komplementer lain seperti inhalasi sederhana menggunakan minyak kayu putih dapat diberikan pada pasien ISPA merupakan Tindakan menghirup uap hangat untuk meredakan sesak napas, mengencerkan secret atau dahak, dapat melonggarakan dan memperlancar saluran pernapasan.
Pengidap ISPA harus memperhatikan beberapa hal agar kondisinya tidak memburuk dan bisa cepat pulih.
Sehingga, gejala infeksi bisa ditangani sebelum menjadi lebih buruk dan risiko penularan virus penyebab infeksi bisa dihindari. Pengidap harus dapat menjaga kesehatannya serta menjalankan gaya hidup yang baik dan sehat.
Konsumsi asupan nutrisi diet gizi seimbang sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh. Selalu pakai masker, hindari kerumunan saat berada diluar rumah dan selalu rajin mencuci tangan pakai sabun atau hand sanitizer.
Baca juga: WASPADA, Penyakit ISPA dan Diare Serang Anak Marak pada Musim Pancaroba
Pengidap ISPA dianjurkan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, karena sangat rentan berulang terpapar ISPA, terutama pada era post-Covid-19.
Tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun, dan melakukan testing apabila mengalami gejala Covid-19.
Tidak lupa untuk bersegera dalam mengikuti vaksinasi, termasuk vaksin Covid-19 hingga dosis booster untuk meminimalisir potensi kesakitan dan hospitalisasi. (*)