Di beberapa pagi, Sobirin membenarkan melihat sekelompok warga membersihkan sampah yang tercecer.
“Katanya digaji, tetapi ya gitu, bersihnya setelah banyak banget yang jatuh,” tambahnya.
Warga di Jalan Untung Suropati hidup berdampingan dengan sistem pengelolaan sampah kota yang tak tertata dengan baik.
Mereka bukan penolak TPA, karena mereka tahu kota ini butuh tempat untuk membuang.
Tapi mereka bertanya haruskah mereka yang menanggung baunya setiap hari?
Warga kawasan itu punya satu harapan kecil yang terus dia ulang.
Setidaknya agar bak truk diperbaiki, agar ditutup rapat, tak ada lagi sampah yang beterbangan karena angin.
Harapan sederhana dari orang-orang yang terlalu lama hidup berdampingan dengan hal yang seharusnya tak mereka tanggung sendirian.
“Kalau bisa, kami cuma ingin udara bersih."
"Rumah bersih, jalan bersih, cuma itu saja," harap Sobirin.
Baca juga: Truk Sampah Bocor, Warga Semarang Minta Jalan Bersih dan Udara Layak
Baca juga: Segini Jumlah Gaji yang Masih Diterima Robig Zaenudin Meski Terbukti Bunuh Pelajar Semarang
Kualitas Armada Pengangkut Sampah di Semarang Tak Layak
Sementara itu, pemerhati lingkungan yang juga dosen Perencanaan Wilayah dan Kota Unissula Semarang, Dr Mila Karmilah menilai kualitas armada pengangkut sampah di Kota Semarang masih di bawah standar.
Dia menyebutkan, beberapa truk yang digunakan untuk mengangkut sampah tidak memenuhi standar kelayakan operasional.
Truk-truk tersebut, menurut Mila, seharusnya tidak hanya dinilai dari jumlahnya, tetapi juga kelengkapan fasilitas dan kelayakannya.
Salah satu yang menjadi perhatian ialah kondisi bak truk yang usang dan berlubang, serta ketiadaan penutup atau jaring pada bak truk yang menyebabkan sampah mudah tercecer selama proses pengangkutan.