TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Universitas Diponegoro (Undip) Tim 157 menggelar sosialisasi dan pelatihan pembuatan teh biji alpukat, Rabu (9/7/2025).
Kegiatan itu digelar bersama ibu-ibu PKK Dusun Sepakung Wetan, Kecamatan Banyiburu, Kabupaten Semarang di TK Bakti Asih.
Program ini dipilih sebagai bentuk penerapan dari tema KKN Tematik yang diusung.
Baca juga: Tim KKN Undip Gagas Wisata Petik Alpukat di Desa Sepakung Semarang
Baca juga: Refleksi 2 Abad Perang Diponegoro, Undip Kobarkan Semangat Kebangsaan
Yaitu berkaitan dengan 'Pengembangan Potensi Desa Sepakung Banyubiru Melalui Penguatan Potensi Agrowisata Sebagai Upaya Peningkatan Ekonomi Dalam Era 4.0'.
Tujuannya untuk mengangkat potensi lokal menjadi produk inovatif yang mendukung sektor agrowisata desa.
Ini merupakan salah satu program kerja unggulan yang diusung mahasiswa KKN Tim 157 sebagai bentuk kontribusi peningkatan pemanfaatan bahan alami dan pemberdayaan masyarakat, khususnya kaum perempuan.
Sosialisasi dan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran warga dalam memanfaatkan potensi lokal.
Khususnya adalah limbah biji alpukat untuk menjadi produk bernilai tambah yang dapat mendukung sektor agrowisata di Desa Sepakung.
Mahasiswa KKN memberikan edukasi mengenai manfaat kesehatan teh biji alpukat, teknik pengolahan yang higienis, serta peluang pemasaran sebagai produk oleh-oleh khas desa wisata.
Kegiatan ini disambut antusias para peserta.
Pelatihan dimulai paparan mengenai manfaat biji alpukat yang selama ini kerap dianggap limbah rumah tangga.
Lalu penyampaian materi lainnya seperti tata cara pendaftaran UMKM, sertifikasi halal, branding di sosial media, rancangan anggaran biaya, hingga alur distribusi.
Baca juga: Saksi Digital Forensik Temukan Bukti Penguat Tindakan Pemerasan dan Ancaman PPDS Undip
Baca juga: Agrimat & Jateng Cold Chain Expo 2025 di Undip, Dorong Inovasi Pertanian Modern
Lanjut penayangan video demonstrasi proses pengolahan biji alpukat menjadi teh.
Mulai dari tahap pencucian, pengeringan, hingga proses penyeduhan.
Dalam pelatihan, para peserta juga diajak langsung mempraktikkan proses pembuatan teh biji alpukat.
15 ibu-ibu PKK yang hadir tampak aktif bertanya dan ikut mempraktikkan pembuatan teh secara langsung.
Harapannya, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membuka peluang usaha rumah tangga yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomis.
Ketua Tim KKN Tematik 157 Undip Semarang, Zidan Ferdiansyah menyampaikan, pelatihan ini diharapkan dapat mendorong kemandirian ekonomi masyarakat dengan mengangkat potensi alam sekitar.
“Kami ingin membantu warga melihat potensi tersembunyi yang bisa dikembangkan sebagai produk agrowisata."
"Apalagi Desa Sepakung memiliki kekayaan alam dan kreativitas warga yang sangat mendukung,” ungkapnya.
Kegiatan ditutup sesi pembagian hasil olahan teh biji alpukat kepada peserta.
Ke depan, mahasiswa KKN berencana melakukan pendampingan lanjutan bagi ibu-ibu PKK yang tertarik mengembangkan produk ini sebagai peluang usaha mikro. (*)
Baca juga: Perempuan Pekalongan Unjuk Gigi di Kejuaraan Bulutangkis Piala Ketua TP PKK 2025
Baca juga: Ketua DPD Nasdem Kudus Mengundurkan Diri Karena Terjerat Kasus Judi
Baca juga: Besaran Gaji Bersih per Bulan di Jawa Tengah, Pekerja Usia 30-39 Tahun Tertinggi
Baca juga: Pemkab Banyumas Siapkan Rp1,2 Miliar untuk Pembekalan 3.000 Pengurus Kopdes Merah Putih