Pihaknya manyambut baik berbagai masukan dari DPRD sebagai bahan evaluasi pelaksanaan program MBG.
Selain berkaitan dengan menu, lanjut dia, sinergitas dengan pihak terkait seperti Dinas Kesehatan juga diperlukan dalam rangka memastikan makanan sehat dan higienis. Sekaligus mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kasus keracunan yang terjadi di daerah lain.
"Jam masak juga kami sesuaikan dengan kebutuhan, baik kebutuhan SDM dan kebutuhan lapangan. Saat ini ada 50 tenaga di SPPG kami bagi lima shift. Mulai dari persiapan bahan baku, masak, pemorsian, hingga pendistribusian," tuturnya.
Ahli Gizi SPPG Ponpes Al Chalimi, Nafisah menambahkan, saat ini sudah disediakan 20 menu MBG secara bergantian. Sedangkan perubahan menu dilakukan setiap sebulan sekali.
Setiap Minggunya, ada dua kali menu non nasi yang diberikan sebagai inovasi menu agar tidak bosan. Berupa sandwich, burger, kentang, juga olahan mie.
"Inovasi menu non nasi ini kami siasati agar anak-anak tidak bosan. Dasarnya kita melihat selama ini banyak menu nasi tidak habis, kami siasati dengan memberikan selingan menu non nasi. Untuk permintaan protein selalu kami cukupi kebutuhannya dari telur, daging, bakso, ikan, dan lainnya. Kalau dari telur terus, lama-lama anak akan bosan," jelasnya. (Sam)