TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG — Universitas Semarang (USM) kembali menggelar Expo KKN-PPM XXVI, kali ini untuk wilayah Kota Semarang, pada Selasa 5 Agustus 2025, di Auditorium Ir. Widjatmoko, Kampus USM.
Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian pelaksanaan KKN-PPM XXVI yang telah berlangsung sejak 8 Juli 2025.
Sebanyak 518 mahasiswa USM yang menjalankan KKN di dua kecamatan di Kota Semarang turut berpartisipasi dalam expo ini.
Rinciannya, 282 mahasiswa ditempatkan di Kecamatan Pedurungan dan 236 mahasiswa di Kecamatan Semarang Timur, tersebar di sejumlah kelurahan dengan program kerja beragam, mulai dari pengelolaan lingkungan hingga ketahanan pangan.
Dalam wawancaranya, Wakil Rektor I Bidang Akademik USM, Prof Dr Ir Sri Budi Wahjuningsih MP, menyampaikan apresiasinya terhadap hasil karya para mahasiswa.
Ia menilai expo tahun ini menunjukkan peningkatan kualitas program kerja dibanding pelaksanaan sebelumnya.
"Expo KKN-PPM ke-26 ini luar biasa."
"Adik-adik bisa menampilkan hasil karyanya selama satu bulan KKN, dan produk-produk yang ditampilkan sudah semakin baik," ujarnya.
Baca juga: Tim PkM USM Berikan Pelatihan E-Payment pada Pelaku UMKM
Ia menambahkan, USM berharap program-program kerja mahasiswa dapat terus dilanjutkan dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat.
Selain itu, evaluasi akan terus dilakukan untuk menyempurnakan pelaksanaan KKN periode berikutnya.
"Kami ingin kegiatan ini tak hanya berhenti di pameran, tetapi benar-benar bisa diterapkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya di Kota Semarang dan nanti menyebar ke daerah lainnya," tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Camat Pedurungan, Hendaryono SSTP MSi, yang hadir dalam expo KKN PPM XXVI menyambut baik inisiatif mahasiswa.
Ia menyebut sejumlah program kerja yang dilakukan mahasiswa KKN USM ini sejalan dengan program Pemkot Semarang, seperti pengelolaan sampah, penguatan ketahanan pangan, dan aplikasi pengelolaan keuangan RT/RW.
"Beberapa proker mahasiswa sangat relevan dengan program Ibu Wali Kota, seperti Semarang Bersih."
"Ada eko-enzim, pupuk, tempat sampah minim asap, serta olahan pangan seperti abon dari jantung pisang," jelasnya.
Baca juga: USM Gandeng Kementerian Transmigrasi, Dorong Inovasi Energi dan Pangan untuk Kawasan Timur Indonesia