“Fortifikasi membantu asupan mikronutrien masuk ke tubuh tanpa harus dipaksakan. Ketika beras, minyak goreng, dan garam sudah difortifikasi, masyarakat otomatis mengonsumsi gizi tambahan. Ini upaya pencegahan yang lebih efisien,” jelas Arie.
Ia juga mengingatkan bahwa obesitas akan menjadi masalah kesehatan baru jika tidak ditangani sejak dini.
“Dengan makanan bergizi sejak awal, mengurangi konsumsi jajanan yang tinggi gula, lemak, dan garam, maka kita bisa mencegah obesitas yang dapat berujung pada penyakit kronis dan beban pengobatan tinggi.”
Baca juga: Kreativitas KKN Undip Ubah Limbah Jagung Menjadi Cuan Ramah Lingkungan
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menekankan pentingnya edukasi gizi.
“Ketahanan pangan bukan hanya soal ketersediaan, tapi juga kualitas. Makanan sehat memang ada cost-nya, tapi dengan inovasi, biaya itu bisa ditekan,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat perlu didorong untuk tidak hanya memilih makanan dari tampilan yang menarik, namun juga mempertimbangkan nilai gizinya. (*)