Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Dari Getuk ke Emas, Ketika Pegadaian Digital Menunjang Usaha Kecil Milik Andi Tetap Bertahan

Di sebuah sudut Desa Sumbang Dukuh, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, aroma manis

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
AGEN PEGADAIAN - Andi Wahyu Wibowo (42) warga Desa Sumbang Dukuh, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas yang merupakan pedagang getuk goreng khas Banyumas, Selasa (2/9/2025). Ia menggunakan Pegadaian Digital untuk menunjang kelangsungan bisnis kecilnya. 

TRIBUNJATENG, PURWOKERTO - Di sebuah sudut Desa Sumbang Dukuh, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, aroma manis dan gurih dari getuk goreng mengepul dari dapur sederhana milik Andi Wahyu Wibowo (42). 


Setiap pagi, Andi dan keluarganya menyiapkan olahan singkong khas Sokaraja itu, yang tak hanya disukai warga sekitar, tapi juga pernah menjelajah hingga Papua dan Hongkong.


Namun, dibalik kesederhanaan usahanya, Andi menyimpan satu rahasia kekinian yang menunjang kelangsungan bisnis kecilnya, Pegadaian Digital.


"Saya awalnya cuma nasabah tabungan emas biasa. 


Dulu tiap mau setor harus ke kantor. 


Sekarang cukup lewat aplikasi, jadi lebih praktis," ujar Andi ketika ditemui usai mengikuti Gathering Agen Pegadaian CP Purwokerto di Rumah BUMN BRI.


Andi memang bukan sekadar nasabah. 


Ia kini telah resmi menjadi agen Pegadaian Digital sejak Juli 2025. 


Langkah itu diambilnya bukan semata menambah penghasilan, tapi juga karena keyakinan emas bisa menjadi tabungan masa depan yang lebih stabil.


"Kalau uang, cepat habis. 


Tapi kalau emas, uang yang ditabung dikonversi, jadi lebih aman. 


Bahkan mulai Rp10 ribu pun sudah bisa," katanya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (2/9/2025). 


Perjalanan usaha Andi tak selalu mulus. 


Sebelum berjualan getuk goreng, ia sempat menggeluti bisnis distribusi sembako. 


Namun pandemi memaksanya menghentikan usaha tersebut. 


Di tengah kebingungan menjual apa, ia dan keluarga akhirnya memutuskan meneruskan usaha mertuanya, getuk goreng.


"Saya produksi di rumah, tapi tetap mengandalkan dapur mertua di Sokaraja. 


Dalam sehari bisa habis 10 sampai 15 kilo," katanya.


Produk getuk goreng miliknya diberi merek 128, dan mulai dikenal warga karena rasanya yang konsisten dan kemasan yang menarik. 


Di desa, menurut Andi, acara seperti khitanan, hajatan, dan kenduri tetap berjalan meski pandemi menghantam. 


Dari sanalah getuk gorengnya mendapat pasar.


"Itulah berkahnya tinggal di desa. 


Event warga tetap jalan, jadi kami masih bisa jualan," katanya.


Getuk, Emas, dan Digitalisasi.


Kini, Andi memadukan dua usahanya mengEMASkan Indonesia, yaitu menjual getuk dan memperkenalkan layanan Pegadaian Digital kepada pelanggan.


Saat pembeli datang membeli getuk, ia sambil bercerita soal tabungan emas, gadai, dan manfaat jadi nasabah Pegadaian.


"Memang mengenalkan itu tidak mudah. 


Karena itu butuh spanduk, banner, biar orang tahu saya agen Pegadaian juga. 


Kalau hanya cerita mulut ke mulut kadang mereka lupa," katanya. 


Keinginannya menjadi agen sudah lama, tapi baru bisa terealisasi tahun ini. 


Selain memperkenalkan layanan digital dan tabungan emas ke warga RT-nya, ia juga berharap dukungan nyata dari Pegadaian dalam bentuk promosi, pelatihan, hingga bantuan peralatan usaha di masa depan.


Dengan omzet sekitar Rp450 ribu per hari dari penjualan getuk, Andi tak muluk-muluk dalam bermimpi. 


"Saya ingin dapat cuan lebih, dapat link baru juga. 


Baik untuk usaha getuk, maupun jadi agen Pegadaian," ucapnya. 


Pimpinan Cabang Pegadaian Purwokerto, Budi Purnomo, menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan mengoptimalkan peran agen, menjaring agen baru, dan memberikan pembinaan berkelanjutan dalam rangka #mengEMASkanindonesia. 


"Pegadaian Area Purwokerto memberikan pelatihan serta materi bagi agen baru maupun lama, sekaligus memperkenalkan pengalaman langsung melalui program Gadai Experience. 


Diharapkan mampu menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi agen dalam melayani masyarakat," ujar Budi.


Menurutnya, sinergi antara layanan keuangan digital dan para pelaku UMKM seperti Andi merupakan bentuk kontribusi nyata bagi pertumbuhan ekonomi lokal.


"Semoga acara ini dapat mendorong semangat Agen Pegadaian untuk terus berkembang dan memberikan layanan terbaik," tambahnya. (jti) 

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved