Berita Banyumas
Kisah Lansia Banyumas Bertahan Hidup dari Mengais Gabah yang Tersisa di Sawah: Buat Makan
Langkah Risah (67) terhenti di antara hamparan jerami yang mengering di bawah terik matahari Desa Pegalongan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Langkah Risah (67) terhenti di antara hamparan jerami yang mengering di bawah terik matahari Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas.
Tangan keriputnya perlahan mengusap keringat yang mengalir dari pelipis, lalu mulai mengais jerami dan gabah kering.
Ia memilah satu demi satu, berharap menemukan bulir gabah yang luput dari panen.
Di atas tanah mengeras dan rerumputan yang meranggas, ia berjongkok, memungut satu-satu gabah tercecer dan meletakkannya dalam tumbu bambu.
Risah bukanlah petani pemilik sawah, bukan pula buruh harian yang diberi upah tetap.
Ia hanya pencari sisa panen pekerjaan sunyi yang dilakoninya sejak belasan tahun lalu.
"Lumayan buat makan, kadang dapat dua kilogram, kadang lima kilogram.
Tapi ya, tergantung nasib," ucapnya pelan kepada Tribunbanyumas.com, sembari tersenyum lirih.
Setiap pagi pukul enam, ia telah bersiap.
Dengan tampah dan tumbu, ia menunggu waktu yang pas saat petani selesai memanen, saat mesin pemotong padi meninggalkan jejak tumpukan jerami di pematang sawah.
Di situlah ia mulai bergerak, bersama beberapa perempuan lain, mengais apa yang masih bisa diselamatkan.
Namun, seiring masuknya mesin panen modern, peluang itu semakin tipis.
Mesin-mesin itu lebih efisien, meninggalkan lebih sedikit gabah tercecer.
Artinya, pekerjaan Risah semakin tak pasti.
"Sekarang bersaing sama lima sampai enam orang juga.
Tingginya Gaji Anggota DPRD Banyumas Capai 19 Kali UMK, Ini Kata Pakar Kebijakan Publik Unsoed |
![]() |
---|
Begini Cara Anggota DPRD Banyumas Laporkan Kinerjanya ke Publik |
![]() |
---|
Ratusan Peserta Ikut Semarakan Muslim Fun Run 5K di Al Irsyad Purwokerto |
![]() |
---|
Serunya Siswa Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Bermain Engklek hingga Egrang |
![]() |
---|
FIX, Festival Lampion di Purwokerto Ditunda, Begini Nasib 3.000 Tiket yang Sudah Terjual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.