Berita Banyumas
Kisah Lansia Banyumas Bertahan Hidup dari Mengais Gabah yang Tersisa di Sawah: Buat Makan
Langkah Risah (67) terhenti di antara hamparan jerami yang mengering di bawah terik matahari Desa Pegalongan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muh radlis
Tapi masih kuat kok.
Lumayan buat tambah makan," katanya sambil mengusap ujung jilbab yang basah oleh keringat.
Ternyata Risah bukan satu-satunya.
Warsilah, perempuan lansia lain dari desa berbeda, juga menjalani hidup yang sama.
Setiap hari ia berjualan daun pisang di pasar, namun saat musim panen tiba, ia ikut turun ke sawah, dari masa tanam hingga memungut gabah tercecer.
"Saya orang tidak punya jadi harus usaha.
Gabah ini nanti digiling, buat persediaan di rumah," ujarnya.
Warsilah tahu betul, dari 5 kilogram gabah kering, hanya sekitar 1 kilogram beras yang bisa didapat.
Maka, ia harus mengumpulkan sebanyak-banyaknya, agar bisa cukup untuk beberapa hari makan.
Itulah yang menjadi alasannya tetap ke sawah, meski kaki mulai rapuh dan pinggang mulai nyeri.
Fenomena ini bukan hal baru di Banyumas.
Setiap musim panen tiba, di beberapa titik sawah, terutama di Patikraja, menjadi tempat ‘berburu’ bagi para perempuan lansia pencari sisa panen.
Mereka datang dari desa-desa sekitar, bahkan desa lain.
Seorang pemilik sawah di kawasan tersebut, Darsono mengaku tidak keberatan.
"Sudah biasa begitu.
Mereka juga tidak ganggu kok.
Malah kadang bantu bersihin jerami," ujarnya.
Di tengah geliat pembangunan dan teknologi pertanian modern, keberadaan para perempuan tua pencari gabah ini seperti potret yang tertinggal.
Bagi Risah dan Warsilah, sisa panen bukan sekadar gabah yang jatuh dari karung atau tercecer oleh mesin. Itu adalah sisa-sisa harapan. (jti)
Tingginya Gaji Anggota DPRD Banyumas Capai 19 Kali UMK, Ini Kata Pakar Kebijakan Publik Unsoed |
![]() |
---|
Begini Cara Anggota DPRD Banyumas Laporkan Kinerjanya ke Publik |
![]() |
---|
Ratusan Peserta Ikut Semarakan Muslim Fun Run 5K di Al Irsyad Purwokerto |
![]() |
---|
Serunya Siswa Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto Bermain Engklek hingga Egrang |
![]() |
---|
FIX, Festival Lampion di Purwokerto Ditunda, Begini Nasib 3.000 Tiket yang Sudah Terjual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.