Keracunan MBG
"Ayamnya Bau Besi" Tak Hanya Siswa, Guru di Purworejo Jateng Juga Keracunan MBG
Guru dan siswa diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Purworejo Jateng.
Penulis: Val | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM - Guru dan siswa diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Purworejo Jateng.
Akibatnya ratusan siswa dan guru terdampak harus dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas.
Awal Terjadinya Keracunan Insiden ini pertama kali dirasakan sejumlah siswa SMPN 8 Purworejo usai menyantap menu makanan MBG pada Kamis (3/10/2025).
Baca juga: Jumlah Korban Keracunan MBG di Purworejo Jadi 134 Siswa, Ini Menu yang Disantap, Diduga Basi
Baca juga: Kejadian Luar Biasa, 110 Murid di Purworejo Keracunan MBG, Ratri Beri Pesan Penting!
Usai menyantap makanan tersebut, berselang sekitar 4-8 jam, para siswa merasakan gejala keracunan, seperti mual, muntah, dan pusing.
Saat berada di sekolah pada Jumat (4/10/2025), para siswa tersebut kemudian mengalami gejala keracunan yang semakin parah.
Ratusan siswa kemudian dilarikan ke puskesmas terdekat.
"Kami telah berkoordinasi dengan Puskesmas Bumbutan dan Bragolan untuk melakukan pemeriksaan," ujar Ratri Nur Hidayati, Surveilans dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo.
Gejala yang timbul diduga berasal dari makanan yang dikonsumsi pada hari Kamis.
Menu makanan yang dikonsumsi siswa SMPN 8 Purworejo pada hari itu meliputi tahu, kentang rebus, telur puyuh rebus, sayur wortel, selada, timun, dan sambal kacang.
Sementara itu, pada hari Jumat, puluhan siswa dari SMAN 3 Purworejo juga mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu makanan ayam dari MBG.
Salah satu siswa SMAN 3 Purworejo, F, menceritakan bahwa ia merasa gemetar, mual, dan pusing setelah menyantap ayam dari program MBG.
"Menunya ayam, buncit, sama wortel, tahu, dan tempe goreng, susu, dan nasi. Kebetulan saya cuma makan ayamnya saja sama nasi," kata F, saat ditemui di Puskesmas Bragolan pada Jumat (3/10/2025).
Orangtua Larang Anaknya Makan MBG
Usai Keracunan Seorang warga Purworejo, Sarwoto, mengungkapkan kekhawatirannya terkait dugaan makanan yang kurang layak konsumsi yang diduga menjadi penyebab keracunan massal di Kabupaten Purworejo.
Untuk itu, pihaknya kini tak memperbolehkan anaknya makan dari program MBG.
Ia lebih memilih membekali anaknya dengan bekal dari rumah ketimbang mengambil risiko keracunan.
"Setelah kejadian ini kami enggak cocok dengan MBG, tak bawakan bekal saja dari rumah lebih aman," kata Sarwoto saat ditemui di lokasi SMP 8 Purworejo pada Jumat (3/10/2025).
Seorang siswi SMA negeri lainnya, N, mengalami gejala mual dan sesak napas setelah mengonsumsi menu yang sama.
N menceritakan bahwa ia mengonsumsi nasi, ayam, dan tempe.
Namun, makanan tersebut terasa tidak enak dan berbau seperti besi.
"Pas setelah makan, kok pusingnya sakit banget, itu kepalanya sakit, terus dadanya sesek banget, terus perutnya itu kayak dari sini sampai sini itu ketarik," ujar N.
Gejala tersebut mulai dirasakan sekitar pukul 9.00 pagi, saat jam istirahat sekolah.
N juga mengaku merasa pusing saat berangkat sekolah, tetapi pusingnya tidak separah setelah ia mengonsumsi bekal tersebut.
Saat ditanya, N menjelaskan bahwa bekal yang dimakan pagi itu berbau besi. Kejadian ini membuat N merasa tidak nyaman dan khawatir akan kondisi kesehatannya.
"Ayamnya bau besi," tutup N singkat.
Dinkes Ambil Sampel Muntahan Dinas Kesehatan mengambil sampel makanan dan muntahan siswa untuk dilakukan uji laboratorium di Yogyakarta.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Bubutan dan Bragolan. Sampel muntahan siswa dan makanan yang tersisa di Sekolah Penyelenggara Pendidikan Gratis (SPPG) telah diambil untuk diuji laboratorium,” jelas Ratri Nur Hidayati dari Dinas Kesehatan.
Dapur penyedia makanan Bergizi Gratis (MBG) yang terletak di Kecamatan Purwodadi tersebut ternyata belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SHLS).
“Proses sertifikasi sedang berjalan, namun memang belum ada yang selesai dan terbit izinnya,” ujar ketua Satgas MBG Kabupaten Purworejo, dr. Tolkha.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo memastikan seluruh biaya perawatan korban dugaan keracunan makanan yang melibatkan 127 orang akan ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah daerah.
Dari jumlah tersebut, 23 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit maupun puskesmas, sementara 104 lainnya menjalani rawat jalan.
Seluruh biaya pengobatan ditanggung melalui program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), mengingat kasus ini tidak tercakup dalam BPJS Kesehatan.
"Yang jelas, untuk seluruh korban terdampak, biaya perawatannya ditanggung pemerintah daerah," ujar ketua Satgas MBG Kabupaten Purworejo, dr Tolkha, saat dihubungi pada Jumat (3/10/2025). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
ASTAGA, Ternyata Cuma 1 SPPG di Kabupaten Semarang yang Bersertifikat Laik Higiene dan Sanitasi |
![]() |
---|
Dari 28 Baru 1 SPPG di Kabupaten Semarang Kantongi Sertifikat Laik Higiene dan Sanitasi |
![]() |
---|
Apakah Keracunan MBG Ditanggung BPJS Kesehatan? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Sekolah di Semarang Wajibkan Guru Cicipi MBG Sebelum Dibagi ke SIswa, Ini Kata Kadisdik |
![]() |
---|
Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman Libatkan Puskesmas Awasi Langsung Dapur Penyedia MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.