Tribun Jateng Hari Ini
Jangkau Siswa Berkebutuhan Khusus, Menu MBG pun Butuh Penyesuaian
Sejauh ini SPPG Glantengan tidak menyediakan menu mie pangganti nasi, dan tidak menyediakan susu pendamping rasa cokelat.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Vito
Ia memastikan, uji coba program MBG di SLBN Purwosari berjalan lancar tanpa muncul dampak buruk selama sepekan trial berlangsung. Hasilnya, menu MBG di sekolah ABK bisa disamakan dengan menu MBG dengan sasaran secara umum.
Fasilitasi permintaan
Hanya saja, Novina menuturkan, SPPG Glantengan memfasilitasi permintaan sekolah ABK dengan menyesuaikan pertimbangan dan penilaian ahli gizi SPPG.
Ia menyebut, sejauh ini SPPG Glantengan tidak menyediakan menu mie pangganti nasi, dan tidak menyediakan susu pendamping rasa cokelat. Dua hal tersebut merupakan permintaan dari SLBN Purwosari dengan berbagai pertimbangan.
Menu mie pengganti nasi tidak diberikan karena pelajar SLB, utamanya ABK kategori autis, harus menjalani program diet dengan membatasi konsumsi gandum, supaya tidak memperparah kondisi anak. Sementara, susu rasa cokelat dihindari lantaran ada beberapa ABK yang tidak bisa mengonsumsi.
"Setelah masa uji coba itu, pelajar ABK ternyata bisa disamakan dengan penerima manfaat MBG lainnya. Namun tetap kami akomodir beberapa masukan dari pihak SLB," tuturnya.
"Awalnya ketika launching ada menu mie ayam, mie ceria. Semenjak SLB jadi salah satu yang kami layani, tidak ada menu mie pengganti nasi. Untuk masakan mie sebagai lauk pendamping tetap ada, namun tidak sering," sambungnya.
Novina mengganti susu rasa cokelat dengan rasa yang lain untuk menyeragamkan menu MBG, trmasuk mengganti menu susu pendamping dengan jenis susu murni merk bear brand.
Meski demikian, ia berujar, jika suatu saat SPPG Glantengan terpaksa harus melayani permintaan menu mie pengganti nasi atau susu cokelat dari sekolah lain, pihaknya berkomitmen untuk memberikan menu MBG khusus bagi SLBN Purwosari sesuai dengan permintaan.
"Kami komitmen menerima catatan dari sekolah terkait menu MBG," ujarnya.
PIC MBG dan Humas SLBN Purwosari Kudus, Ismira Wahyu Lestari mengungkapkan, dalam pelaksanaan uji coba MBG, beberapa masukan sudah disampaikan langsung ke SPPG, mulai dari nasi terlalu keras, termasuk menghindari susu cokelat dan mie pangganti nasi.
Menurut dia, semua masukan dari SLBN Purwosari sudah disampaikan kepada SPPG dan ditindaklanjuti.
"Kenapa anak autis menghindari konsumsi gandum yang berlebih? Karena berpotensi menambah keaktifannya. Kalau pengganti nasi tidak boleh, kalau mie untuk lauk tetap boleh," ucapnya. (Saiful Ma'sum)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251020_Siswa-SLBN-Purwosari-Kudus-menyantap-menu-MBG_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.