Berita Semarang
Semarang dan Banjir: Sejarah Panjang dari Masa Kolonial Hingga Kini
Tiap musim hujan, genangan air kembali jadi tamu tak diundang di banyak sudut Kota Semarang.
Penulis: budi susanto | Editor: galih permadi
Curah hujan tinggi serta limpasan dari kawasan hulu (Ungaran dan sekitarnya).
Rob atau air laut pasang yang makin sering terjadi akibat penurunan muka tanah (land subsidence).
Alih fungsi lahan dan buruknya sistem drainase kota juga semakin memperparah kondisi Ibu Kota Jateng tersebut.
Pemerintah sudah mencoba berbagai solusi, seperti pembangunan tanggul laut raksasa, revitalisasi kanal, hingga proyek tanggul rob seperti Semarang Coastal Dike.
Yang terbaru, Walikota Semarang Agustina Wilujeng mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memagari laut.
Sebanyak 18.040 bibit cemara laut dan mangrove ditanam serentak di berbagai titik kritis.
Walikota Semarang berujar pantai merupakan pagar rumah. Jika rusak, rumah juga akan terasa tidak aman karena terpapar langsung oleh gangguan dari luar.
"Jika pantai ibarat pagar, harus dikokohkan untuk menghadapi gelombang, abrasi, dan rob yang semakin sering terjadi,” terangnya beberapa waktu lalu.(*)
| Komisi IX DPR RI Soroti Ketahanan Pangan Lokal dan MBG di Semarang |
|
|---|
| 500 Pencari Kerja Ditarget Terserap dalam Gelaran Jobfair Semarang |
|
|---|
| Disiplin Anggaran Jadi Sorotan Komisi B DPRD Kota Semarang Jelang Penyusunan APBD 2026 |
|
|---|
| Kota Semarang Catatkan Angka Partisipasi PAUD Capai 97 Persen |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Rabu 22 Oktober 2025: Hujan Ringan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20251022_Banjir-Semarang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.