Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Seorang Pekerja Jadi Korban Kecelakaan Kerja, DPUPR Blora Klaim Proyek Jembatan Temuwoh Terapkan K3

DPUPR Kabupaten Blora, mengklaim dalam pengerjaan proyek Jembatan Temuwoh para pekerja di lapangan sudah menerapkan K3

Penulis: M Iqbal Shukri | Editor: muslimah
Tribun Jateng/M Iqbal Shukri
PEMBANGUNAN JEMBATAN - Suasana pembangunan jembatan temuwoh, Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, para pekerja tidak memakai helem keamanan, Kamis (30/10/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, mengeklaim dalam pengerjaan proyek Jembatan Temuwoh, Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, para pekerja di lapangan sudah menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Kabid Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Danang Adiamintara, mengatakan kecelakaan kerja yang menimpa seorang pekerja proyek jembatan Temuwoh, Agustus 2025 lalu, merupakan murni musibah.

"K3 dan kecelakaan kerja ini kan dua hal yang memang harus saling menutupi ya. Misalnya gini, kalau K3 nya maksimal itu kan diharapkan nanti kecelakaan kerja dapat diminimalkan atau dihilangkan, itu satu."

"Yang kedua tentu kita sudah berharap tidak ada kecelakaan kerja. Yang ketiga, saya yakin K3 sudah diterapkan. Tapi kan ini yang namanya kecelakaan ya siapa yang mau ya Mas ya?," jelasnya, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Alasan Jembatan Alternatif Temuwoh Tak Kunjung Diperbaiki: Di Kontrak Tak Ada Jembatan Darurat 

Lebih lanjut, pihaknya meyakini bahwa di lapangan memang prinsip K3 sudah benar-benar diterapkan.

Bahkan, dirinya membandingkan dengan tragedi kecelakaan kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora yang menewaskan 5 orang pekerja, dan beberapa mengalami luka-luka. Menurutnya K3 di situ tidak diperhatikan.

Ia menilai berbeda dengan kasus yang ada di proyek jembatan Temuwoh, di mana korban kecelakaan kerja hanya satu. 

"Dari beberapa tukang besi yang bekerja kan enggak mungkin satu, Mas. Kalau kita melihat dari PKU misalnya ya, nih, benar-benar enggak diperhatikan loh ketika kan banyak korban. Lah ini kan cuma satu. Kita satu pun ya sebenarnya disayangkan tapi saya yakin K3 sudah dilaksanakan," jelasnya.

Kendati demikian, berdasarkan pantauan Tribunjateng.com, pada Kamis (30/10/2025) para pekerja kurang menerapkan K3 dalam pengerjaan proyek jembatan Temuwoh. 

Hal itu dilihat dari para pekerja, bekerja tidak menggunakan pelindung kepala seperti helem, namun mereka hanya menggunakan topi.

Sebelumnya diberitakan, Kabid Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Danang Adiamintara, membenarkan adanya seorang pekerja yang menjadi korban kecelakaan kerja di proyek pembangunan jembatan temuwoh, Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Danang menyampaikan bahwa DPUPR Blora telah menerima laporan tersebut.

"Sudah (sudah mendengar-red). Kejadiannya Agustus 2025," katanya, saat dikonfirmasi Tribunjateng.com, via sambungan telepon, Kamis (30/10/2025).

Lebih lanjut, Danang menjelaskan kondisi korban usai kecelakaan kerja.

"Kemarin masih masa pemulihan sepertinya, Mas, saya terakhir dapat info itu 2 minggu kemarin, masih masa pemulihan," terangnya.

Danang menyebut adapun untuk luka yang dialami oleh korban yakni luka pada punggung.

"Dia ada luka di punggung. Saya melihatnya kemarin punggungnya itu dijahit, masuknya di rumah sakit ortopedi," terangnya.

Danang berjanji bakal mengawal hak-hak korban sebagai pekerja agar tetap terpenuhi.

"Tapi intinya kita kawal hak-hak pekerjanya mas," ujarnya.

Sementara itu, Tribunjateng.com sempat berkunjung ke rumah korban, namun korban untuk sementara belum berkenan untuk diwawancara.

Sebelumnya diberitakan, proses pembangunan jembatan temuwoh, Desa Talokwohmojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, masih terus berjalan.

Namun dalam proses pembangunan jembatan tersebut, diduga sempat ada kejadian kecelakaan kerja yang menimpa seorang pekerja yang bekerja dalam pembangunan jembatan temuwoh tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Tribunjateng.com, dari warga sekitar, kejadian kecelakaan kerja itu terjadi sekitar Agustus 2025.

Info sementara yang diterima Tribunjateng.com, pekerja atau korban yang mengalami kecelakaan kerja merupakan warga Dukuh Gulingan, Desa Tempurejo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

Korban diduga tertimpa besi cakar ayam saat bekerja, dan mengalami luka di bagian sekitar area punggung.

Korban lalu dilarikan ke rumah sakit di Solo untuk menjalani perawatan. Sampai saat ini, korban masih belum sembuh, dan belum bisa berjalan. Setiap bulan, korban harus melakukan kontrol ke Solo.

Tribunjateng.com, mencoba mencari informasi terkait kabar adanya kecelakaan kerja tersebut. 

Namun, kejadian itu terkesan ditutupi. Saat jurnalis Tribunjateng.com, ke lokasi pembangunan jembatan temuwoh bertemu dengan salah seorang yang mengaku konsultan pengawas proyek jembatan temuwoh, dari CV Filkard Indonesia.

Dia, memakai baju rompi proyek berlogo K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), dan memakai helem berwarna putih. Sayangnya belum sempat bertanya nama lengkap yang bersangkutan, pengawas proyek tersebut malah menjauh dari jurnalis Tribunjateng.com.

Dia mengatakan sebagai pengawas, setiap hari selalu ada di lokasi pembangunan jembatan temuwoh, untuk mengawasi jalannya pembangunan.

Selain mengawasi progres pembangunan fisik jembatan temuwoh, dia juga mengawasi sisi K3 untuk keselamatan kerja pekerja yang sedang bekerja.

"Jadi, pengawasan itu kan meliputi personel, kelengkapan, keselamatan kerja juga," jelasnya, saat ditemui di lokasi pembangunan jembatan temuwoh, Kamis (30/10/2025).

Saat ditanya apakah dirinya mengetahui kejadian kecelakaan kerja yang terjadi pada saat pembangunan jembatan temuwoh, dirinya hanya menjawabnya dengan singkat, dan terkesan tertutup. Bahkan, dirinya malah sempat tanya balik.

"Waduh apa iya mas? Enggak (tidak mendengar kabar adanya kecelakaan kerja di jembatan temuwoh -red). Kalau menyaksikan kan enggak," ujarnya.

Pernyataan tersebut kontras dengan klaimnya yang sebelumnya diungkapkan, yang selalu mengawasi setiap hari pelaksanaan pembangunan jembatan.

"(Katanya setiap hari di sini terus, harusnya kan tahu kejadian kecelakaan itu?), lah kok 24 jam, nuwun sewu jenengan sudah terlalu jauh, monggo ke dinas saja untuk pertanyaan lebih lanjut," katanya, sambil berjalan menjauh.

Tribunjateng.com, berusaha mengonfirmasi terkait kecelakaan kerja dalam proses pembangunan jembatan temuwoh, ke Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Nidzamudin Al Hudda, namun sampai berita ini ditulis belum ada jawaban dari yang bersangkutan.

Sebagai informasi, dalam papan proyek yang dipasang di sekitar lokasi, rehabilitasi jembatan temuwoh dibangun dengan anggaran Rp 9,3 miliar, sumber dana dari APBD Kabupaten Blora. Dengan penyedia jasa dari CV Mulyo Joyo Berkah, dan Konsultan Pengawas dari CV Filkard Indonesia.(Iqs)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved