Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kebumen

33 Desa di Kebumen Jawa Tengah Terancam Gempa Megathrust

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen menyebut ada 33 desa di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah rawan gempa Megathrust.

Editor: galih permadi
Ist
Bisakah gempa megathrust membelah Pulau Jawa? Berikut Zona Megathrust di Indonesia 

TRIBUNJATENG.COM, KEBUMEN - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen menyebut ada 33 desa di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah rawan gempa bumi Megathrust.

Kepala Pelaksana BPBD Kebumen, Udy Cahyono mengatakan, Kabupaten Kebumen telah ada rencana kontijensi di wilayah rawan tsunami yang tersebar di pesisir selatan. Ada 33 desa yang rawan terhadap bencana tersebut. 

Masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut sebagian telah diberikan edukasi dan pelatihan mitigasi bencana. "EWS (alat deteksi dini) juga sudah ada di 24 titik," tuturnya.

Baca juga: Gempa Terkini Rabu 5 November 2025 Siang Ini, Baru Terjadi, Info Lengkap BMKG Klik di Sini

Berita Duka, Syifa Nadilah Meninggal Dunia

Kronologi 6 Mahasiswa UIN Walisongo Hanyut Saat Tubing di Kendal, 3 Tewas, BPBD: Tiba-tiba Banjir

Nasib Tenaga Honorer Tahun Depan, Kepala BKPSDM Kebumen: Tunggu Kebijakan Pusat

Selain itu papan petunjuk evakuasi juga telah dipasang di sejumlah titik. Kendati demikian, menurutnya kesiapsiagaan serta edukasi terkait kebencanaan harus terus ditekankan kepada masyarakat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Terutama pada kasus bencana potensi megathrust yang saat ini tengah menjadi sorotan.

Masyakat diminta tidak takut, tetapi tetap waspada bila terjadi bencana tersebut.

Kepala BNPB, Suharyanto menyampaikan, soal megathrust sering muncul di pemberitaan media dan pihaknya telah memonitor terkait hal tersebut.

Menurutnya media tidak perlu membesar-besarkan terkait megathrust yang dapat membuat masyarakat takut. 

Akan tetapi hal terpenting ialah meningkatkan kesiapan dan kesiapsiagaan. Lanjutnya, kapan terjadinya megathrust tidak ada yang tahu.

"Dari pemerintah pusat ada beberapa program terkait dengan gempa bumi megathrust ini. Mulai tTahun 2020 sampai 2025, kami bekerja sama dengan BMKG, ini di sepanjang titik-titik yang diperkirakan ada gempa bumi dan megathurst. BMKG sudah memasang alat itu. Sehingga nanti apabila terjadi itu peringatannya akan lebih cepat," katanya kepada wartawan usai meresmikan Jembatan Wetonkulon Kabupaten Kebumen, Selasa (4/11/2025).

Di sisi lain, masyarakat yang tinggal di sepanjang titik-titik diprediksi terdampak bencana juga telah dilatih untuk mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami.

Dengan begitu masyarakat tahu apa yang harus dilakukan manakala terjadi bencana tersebut.

"Jadi tidak ada lagi zaman dulu mungkin ya begitu tsunami, airnya surut mereka malah lari ke tengah laut cari ikan segala macam. Kemudian datang gelombang besar, ini sudah tidak ada lagi. Nah kita semua yang ada di sini juga wajib memelihara dan meningkatkan terus kesiapan masyarakat kita," terangnya.

Yogya Terancam

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan bahwa Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu wilayah paling rawan terdampak potensi tsunami megathrust. 

Berdasarkan hasil kajian terbaru, tinggi gelombang tsunami di kawasan ini bisa mencapai hingga 22 meter.

Dari hasil pemetaan risiko, terdapat 11 kalurahan di Kulon Progo yang masuk dalam zona merah tsunami. 

Kalurahan-kalurahan ini tersebar di empat kapanewon, yakni Temon, Wates, Panjatan, dan Galur. 

Lokasinya yang berada di sekitar pantai selatan dan bantaran Sungai Progo menjadikan kawasan ini sangat rentan terhadap dampak gempa megathrust yang dapat memicu tsunami besar.

“Sebaran wilayah zona merah itu meliputi Kalurahan Jangkaran, Sindutan, Palihan, dan Glagah (Kapanewon Temon), Karangwuni (Wates), serta Garongan, Pleret, Bugel (Panjatan). Di Galur ada Banaran, Karangsewu, dan Brosot,” jelas Akhid Nur Hartono, Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Damkar, dan Penyelamatan BPBD Kulon Progo, mengutip dari sumber lain, Kamis (12/6/2025).

Untuk mengantisipasi risiko bencana tersebut, BPBD Kulon Progo rutin melakukan pengecekan terhadap sarana peringatan dini tsunami. 

Setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB, sirene peringatan dini diuji coba secara berkala di kawasan rawan seperti Glagah, Palihan, dan Jangkaran, termasuk sistem pengamanan di underpass Yogyakarta International Airport (YIA).

Adapun lokasi titik evakuasi tsunami di Kulon Progo telah disiapkan, yaitu:

1. Girigondo untuk wilayah Temon (zona barat),

2. Stadion Cangkring dan Lapangan Karangsari untuk Wates dan Panjatan (wilayah tengah),

3. Lapangan Cubung untuk wilayah Galur (zona timur).

Sebelumnya, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, juga memperingatkan potensi gempa besar di wilayah Mentawai-Pagai-Siberut.

Ia memperediksi megathrust dapat memicu gempa dengan magnitudo 8,8 dan tsunami setinggi 5-10 meter. 

Megathrust, jenis gempa besar di zona subduksi, telah terdeteksi dalam riset BRIN selama 20 tahun. 

Peringatan ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan ketakutan, karena waktu pasti terjadinya gempa tidak bisa diprediksi. 

“Ini masih menyimpan gempa M 8,8 intinya perkiraan kita sudah di dalam ujung siklus. Sudah siap melepaskan gempa. Tapi kapan (gempanya)? Seminggu lagi, setahun lagi, atau 10 tahun lagi, kita enggak tahu,” tambahnya. 

Tanda-tanda akan terjadinya gempa besar ketiga di wilayah ini sebenarnya sudah muncul sejak 2007. 

Pada tahun tersebut, gempa megathrust dengan kekuatan M 8,4 dan 7,8 mengguncang Bengkulu dan Mentawai. 

Kemudian, gempa kedua terjadi di Pagai Selatan, Sumatera Barat, pada 2010, yang menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter. 

Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut, Hilman memperkirakan gempa besar ketiga masih akan terjadi di kawasan ini karena megathrust Mentawai-Pagai-Siberut belum sepenuhnya mengeluarkan seluruh kekuatannya.

Hilman menambahkan bahwa meskipun gempa pertama dan kedua terjadi pada titik yang berbeda, kekuatan gempa ketiga tidak akan berkurang. 

Sebabnya, gempa-gempa tersebut terjadi di segmen-segmen yang berbeda dalam zona megathrust yang sama. 

Salah satu wilayah yang diperkirakan akan terdampak parah oleh gempa megathrust ini adalah Kota Padang. 

Wilayah tersebut dinilai sangat rentan karena padat penduduk, berada di daerah rendah, dan dekat dengan Pulau Siberut. 

Berdasarkan pemodelan BRIN, tsunami setinggi 5-10 meter akibat gempa ini dapat menyapu wilayah Padang hingga dua kilometer dari garis pantai.

(Ais)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved