Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Salatiga

Benarkah Sopir Truk Gagal Masuk Jalur Penyelamat karena Truk Parkir di JLS Salatiga? Ini Kata Polisi

Narasi tentang upaya heroik sopir truk yang berusaha masuk ke jalur penyelamat sebelum kecelakaan maut di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga.

TRIBUN JATENG/ALIFIA YUMA AMRI
TERBALIK - Kondisi truk kontainer terguling di Kompleks TPU Ngemplak JLS Salatiga, Rabu (12/11/2025) petang. Truk diduga mengalami rem blong. 

TRIBUNJATENG, SALATIGA - Narasi tentang upaya heroik sopir truk yang berusaha masuk ke jalur penyelamat sebelum kecelakaan maut di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga, Selasa (12/11/2025) petang, ramai diperbincangkan di media sosial. 

Namun, polisi menegaskan belum bisa memastikan hal itu benar adanya.

Kecelakaan tunggal tersebut mengakibatkan sopir truk Hino bernomor polisi H-1849-CG, Supardi, meninggal.

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Masuk Jurang, 37 Orang Dilaporkan Tewas

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB di turunan panjang depan Simpang Empat Aulia, dekat TPU Ngemplak, Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga

Truk kontainer itu terguling di rerumputan tepi jalan, kontainernya terlepas, dan sempat muncul kobaran api dari bagian belakang kendaraan.

Berbagai video dan komentar netizen menyebut sopir sebenarnya berniat membelokkan truknya ke jalur penyelamat, namun gagal karena ada beberapa truk pasir yang parkir di dekatnya. 

Video amatir yang direkam pemotor di belakang truk juga memperlihatkan adanya kendaraan parkir di sekitar lokasi tersebut.

Kasatlantas Polres Salatiga, AKP Darmin membenarkan adanya truk-truk parkir di lajur kiri dekat jalur penyelamat, namun menurut dia, masih ada ruang cukup untuk masuk ke jalur tersebut.

“Benar ada truk pasir yang parkir di dekat jalur penyelamat, tapi sebenarnya space atau ruangnya masih cukup luas. 

Kalau pengemudi melihat, seharusnya bisa masuk,” kata AKP Darmin kepada Tribunjateng.com, Kamis (13/11/2025) sore.

Namun, dia menegaskan bahwa situasi saat itu memungkinkan membuat sopir panik.

“Kondisi menjelang senja, kendaraan berat, kemungkinan rem benar-benar tidak berfungsi, ditambah situasi yang panik. 

Akhirnya kendaraan dibuang ke kiri hingga terguling di area makam,” imbuh dia.

kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga pada Rabu (12/11/2025) petang. Sopir meninggal dunia.
kecelakaan maut truk kontainer di Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga pada Rabu (12/11/2025) petang. Sopir meninggal dunia. (Tribunjateng.com/Alifia Yumna Amri)

Penertiban Parkir

AKP Darmin menambahkan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan penertiban kendaraan parkir di jalur tersebut sejak jauh sebelumnya. 

Dia juga mengaku berkomitmen menindak tegas setiap pelanggaran lalu lintas, termasuk parkir di area yang seharusnya steril.

“Saya upayakan untuk selalu menindak pelanggaran di titik tersebut.

Kami tetap berkomitmen agar jalur penyelamat tidak digunakan untuk parkir atau aktivitas lain. Itu pelanggaran lalu lintas,” tegas dia.

Warung dan Pedagang Kopi Sudah Dibongkar

Narasi lain di media sosial menyebut adanya warung di sekitar jalur penyelamat. 

Namun, pihak kepolisian memastikan warung tersebut sudah lama dibongkar oleh Satpol PP.

Kasi Humas Polres Salatiga, Ipda Sutopo mengatakan bahwa dari informasi yang didapat, saat ini masih terdapat pedagang kopi keliling yang masih berada di sekitar jalur penyelamat.

“Kalau sekarang hanya kadang ada pedagang kopi yang singgah sebentar dengan motor.

Rambu larangan berhenti, parkir, maupun berjualan juga telah dipasang di area tersebut,” kata Ipda Sutopo.

Jalur Rawan: Turunan Panjang Minim Penerangan

Ipda Sutopo menjelaskan bahwa jalur JLS dikenal sebagai jalur rawan kecelakaan.

“Untuk jalur mulai dari Jembatan Layang Kumpulrejo sampai Perempatan Aulia itu sangat rawan. 

Turunannya panjang, lebih dari dua kilometer, dan penerangan juga minim,” ungkap dia.

Menurut Sutopo, beban pengereman kendaraan besar di jalur tersebut sangat tinggi, apalagi ketika ada kendaraan lain dari arah berlawanan atau yang sedang putar balik di Taman Bendosari.

“Kalau dua arah sama-sama menurun dan rem bekerja terus-menerus, panas tinggi bisa menyebabkan rem gagal fungsi,” pungkas dia.

Kronologi

Pada pemberitaan sebelumnya, Kasatlantas Polres Salatiga AKP Darmin menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan kernet, truk yang melaju dari arah Cebongan menuju Blotongan sudah mengalami gangguan pada sistem pengereman sejak di kawasan Bendosari.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Freed Oleng Tabrak Pejalan Kaki di Purwokerto Banyumas, Ini Identitas 2 Tewas

“Kernet sempat turun dan mengganjal roda beberapa kali, tapi truk tetap melaju sampai lokasi TPU di kiri jalan,” ujar AKP Darmin.

Menurut dia, kondisi turunan yang panjang membuat laju truk semakin tak terkendali. 

Saat mendekati jalur penyelamat di sisi kiri jalan, truk akhirnya oleng dan terguling di area makam. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved