Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tribunjateng Hari ini

Yayung Bersyukur Istri dan Dua Anaknya Selamat dari Longsor

Yayung, warga Dusun Tarukahan, Desa Cibeunying, Majenang, Cilacap bersyukur selamat dari longsor.

Penulis: Achiar M Permana | Editor: galih permadi
Tribunjateng/bramkusuma
Jateng Hari Ini Sabtu 15 November 2025 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Kamis (13/11) malam menjadi malam paling kelam bagi warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

Pada pukul 19.00, suara gemuruh dari arah bukit tiba-tiba memecah keheningan. 

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, patahan kayu, rumah meluncur deras, menimbun puluhan rumah yang berdiri di dua dusun: Tarukahan dan Cibuyut.

Di antara kepanikan dan tangisan ratapan, Wardi (53) berdiri terpaku di depan puing-puing melihat rumah sanak saudaranya yang rata dengan tanah.

"Saya cari besan saya, Yayung, di rumah itu ada istrinya, anak pertama Hanif, dan anak ketiganya, Husna," kata Wardi lirih. 

Ia menatap serpihan kayu dan genting yang sudah tak lagi berbentuk.

Nasib miris menimpa warga lain, di sebelah rumah Yayung, terdapat rumah milik Rislam, seorang kakek yang malam itu mengalami patah tulang tangan, pinggang, hingga kaki akibat tertimpa material longsoran.

Boneka Maya

Saat pencarian, sebuah boneka kecil menyembul di antara tumpukan tanah. 

Warnanya putih cream sebagian tubuhnya nyaris terpendam longsoran.

"Boneka itu milik Maya, cucunya Rislam. Siswi SMP," ujar Wardi sambil menunjuk rumah lokasi longsoran. 

Di rumah itu, Rislam tinggal bersama dua cucunya, Lia (23) dan Maya.

Keduanya terakhir terlihat berada di dalam rumah bersama sang kakek.

Belakangan, keduanya ditemukan dalam keadaan tewas.

Wahyuni, ibu Maya, juga tewas. 

Menurut cerita Wardi, saat tanah mulai menimpa rumah, Rislam masih sempat memeluk erat dua cucunya itu.

"Kalau nggak tertolong oksigen saat dievakuasi, kayane Pak Rislam juga bisa meninggal,” katanya.

Di tengah kesibukan para petugas menggali reruntuhan, Wardi masih mondar-mandir memantau titik di mana ia yakin keluarganya berada.  

Setiap suara mesin berhenti, ia menahan napas, berharap ada kabar dari bawah tumpukan tanah itu.

"Yang penting ketemu dulu hidup atau nggak, saya ingin mereka pulang," ucapnya pelan.

Di Dusun Tarukahan dan Cibuyut, jejak kehancuran terlihat di mana-mana.  

Sejumlah rumah tak lagi dapat dikenali bentuknya rata dengan tanah dan ada yang terkubur hingga atap.

Ada pula yang hancur berkeping-keping terseret arus tanah.

Pohon besar roboh melintang.

Di beberapa titik, pakaian, bantal, dan perabotan berserakan.

Selamat

Di sisi lain, Yayung (62), besan Wardi, selamat dari longsor. 

Yayung masih terguncang mengingat momen dramatis ketika tanah bergerak menghantam permukiman.

Ia bercerita, malam itu baru pulang dari acara tahlilan dan sedang mencuci kaki di teras rumah.

"Saya baru pulang tahlilan, masih di teras cuci kaki. Tiba-tiba ada suara gemuruh keras banget, seperti suara pesawat," ujar Yayung. 

Saat menoleh, ia melihat kedua anaknya berlari keluar rumah.  

Meski sempat tertimpa reruntuhan bangunan, keduanya berhasil diselamatkan.  

"Anak saya telat keluarnya, sudah kejatuhan reruntuhan, tapi masih bisa lari, alhamdulillah selamat. Habis itu rumah langsung ambruk," katanya.

Kedua anaknya masing-masing berusia 28 tahun dan 11 tahun, kini dirawat di rumah sakit karena mengalami patah tulang.

Istri Yayung juga selamat karena saat kejadian berada di teras.

Namun seluruh harta benda habis tertimbun.

"Barang tidak ada yang selamat, semua tertimbun.  Empat sepeda motor, semua hilang," kata Yayung sambil memandangi puing rumahnya.

Dia berdiri mematung, pandangannya kosong menyapu reruntuhan yang kini tak lagi menyerupai rumah. (Rayka Diah/Permata Putra Sejati)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved