Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jawa Tengah

Bisnis Sektor Akomodasi, Makanan dan Minuman Tumbuh Pesat di Jateng

Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin) menjadi sektor yang mengalami pertumbugan pesat di Jawa Tengah.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
PASAR SENTILING - Suasana event Kuliner Pasar Sentiling di area Metro Point Kota Lama Semarang tahun 2025, Minggu (7/9/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Akomodasi dan Makan Minum (Akmamin) menjadi sektor yang mengalami pertumbugan pesat di Jawa Tengah. Hal itu tidak lepas dari kembalinya Bandara Internasional Ahmad Yani dan meningkatnya jumlah wisatawan.

Pada kuartal III 2025, akmamin tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 11,80 persen. Angka tersebut meningkat 3,72 persen dibanding periode yang sama pada 2024 yang hanya 9,42 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, pertumbuhan sektor akmamin tidak lepas dari kembalinya bandara internasional pada September 2025 yang mendorong peningkatan wisatawan ke Jateng.

Baca juga: Pembangunan Jawa Tengah Menginspirasi Maluku Utara

Baca juga: Judo Kota Semarang Raih 10 Medali di BK Porprov, Modal Penting Menuju Porprov Jateng XVII 2026

Selain itu, hadirnya QRIS Cross Border juga menjadi katalis tambahan karena memudahkan wisatawan mancanegara bertransaksi di berbagai layanan pariwisata.

Lonjakan akmamin tidak hanya berasal dari wisatawan, tetapi juga dari meningkatnya aktivitas bisnis di kawasan industri Jateng. Investor dan pelaku bisnis yang datang untuk keperluan pekerjaan turut meningkatkan penggunaan jasa hotel, restoran, dan layanan pendukung lainnya.

"Selain Wisman juga mungkin karena ada kawasan industri. Jadi, investor ataupun businessman beraktivitas bisnis di Jateng berarti kan dia juga akan masuk ke sektor akmamin, mereka menggunakan jasa sektor akmamin," jelas Rahmat, Kamis (20/11/2025).

Di sisi lain beberapa sektor juga mengalami pertumbuhan meski sedikit melambat jika dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Sektor industri tercatat tumbuh 5,96 persen pada kuartal III 2025. Angka tersebut naik dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat hanya 4,47 persen.

Menurut Rahmat, pertumbuhan industri pengolahan ini terlihat dari munculnya banyak investor ke Jateng.

Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri alas kaki menjadi motor utama kinerja industri Jateng, tercermin dari meningkatnya ekspor nonmigas pada komoditas tersebut.

"Kawasan industri cukup banyak di Jateng dan beberapa juga banyak yang kapasitasnya sudah atau hampir full terpakai ee sehingga memang mendorong industri pengolahan untuk tumbuh 5,96 persen," jelasnya.

Lebih lanjut, Rahmat menyebut, sektor perdagangan justru mengalami perlambatan dibanding kuartal III tahun lalu. Sektor ini tercatat tumbuh 4,45 persen atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 4,56 persen. Sementara, sektor pertanian terkoreksi -0,70 persen.

Secara keseluruhan, ekonomi Jateng pada triwulan III 2025 tumbuh sebesar 5,37 persen (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,28 persen (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tahun 2025 diprakirakan lebih tinggi dibanding tahun 2024, terutama didorong oleh permintaan domestik yang masih meningkat di tengah dinamika perekonomian global yang belum kondusif.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 6,71 persen (yoy), sejalan dengan realisasi investasi hingga triwulan III 2025 yang telah mencapai 84,42 persen dari target tahunan penanaman modal.

Ekspor Jateng pada triwulan III 2025 juga menunjukkan pertumbuhan yang tinggi meskipun melambat.

"Hal ini sejalan dengan neraca perdagangan Jateng yang mencatatkan surplus pada sektor nonmigas. Selain itu, akselerasi konsumsi pemerintah yang sejalan dengan pelonggaran kebijakan efisiensi, juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi Jateng," paparnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved