Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pati

Puncak Musim Hujan Desember-Februari, BPBD Pati Petakan Wilayah Rawan Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim penghujan.

Tribunjateng.com/Mazka Hauzan Naufal
TANGGUL SUNGAI RUSAK - Tanggul Sungai Widodaren di Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Pati, kembali rusak sebagian, Rabu (19/11/2025). Tanggul darurat yang terbuat dari bambu tersebut ambles sepanjang sekira sepuluh meter. (TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal) 

TRIBUNJATENG.COM, PATI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menjelang puncak musim penghujan.

Antisipasi diperlukan demi mencegah bencana banjir.

Baca juga: Kondisi Terkini Dua Desa di Demak yang Terdampak Banjir Limpasan Air Sungai

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Martinus Budi Prasetya, mengatakan puncak musim penghujan diprediksi akan tiba pada Desember 2025 hingga Februari 2026.

Selain wilayah Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, desa-desa di sekitar aliran Sungai Juwana atau Sungai Silugonggo juga rawan banjir.

“Sejauh ini debit air masih normal, belum ada kenaikan signifikan. Namun mari kita tingkatkan kewaspadaan, barangkali nanti tinggi muka air Sungai Juwana akan meningkat. Masyarakat harus melakukan upaya sungguh-sungguh demi keselamatan,” kata dia, Kamis (20/11/2025).

Masyarakat yang bermukim di wilayah-wilayah yang dilalui Sungai Juwana dia harapkan bisa melakukan langkah antisipasi banjir secara dini.

Paling sederhana, bekerja bakti membersihkan saluran-saluran air, selokan, agar air mengalir lancar masuk ke sungai.

“Ini pekerjaan sederhana yang bisa dilakukan masyarakat. Misalnya bisa dilakukan warga yang berada di Desa Bumirejo, Doropayung, dan Tluwah, Kecamatan Juwana,” kata Budi.

Warga di Kecamatan Jakenan juga dia harapkan bisa melakukan upaya yang sama.

Sebab, menurutnya, jika Sungai Juwana meningkat ketinggian muka airnya, wilayah Jakenan juga berpotensi terendam banjir.

Selanjutnya, wilayah Pati Selatan, khususnya Kecamatan Winong dan Tambakromo juga harus ekstra waspada.

Sebab, wilayah ini rawan banjir bandang.

Terkait hal ini, BPBD Pati sudah membentuk masyarakat tangguh bencana di aliran Sungai Godo, sampai wilayah Kecamatan Gabus.

“Kami bekali masyarakat tentang apa yang harus dilakukan ketika terjadi banjir bandang. Sudah ada forum pengurangan risiko bencana juga di sana,” jelas Budi.

Khusus di wilayah Desa Karangawen, Kecamatan Tambakromo, dan sekitarnya, Budi juga meminta masyarakat setempat waspada ketika terjadi hujan turun dengan durasi dua jam atau lebih.

Ketika air mulai deras mengalir ke bawah, dia berharap masyarakat harus siap siaga menyelamatkan diri.

Di wilayah Kecamatan Sukolilo, Budi mengakui bahwa risiko banjir bandang di sana faktor utama penyebabnya adalah kerusakan wilayah Pegunungan Kapur Kendeng.

Bahkan sudah ada beberapa wilayah di sana yang beberapa waktu mengalami banjir bandang.

Baca juga: Hujan Harian Picu Banjir Selama Dua Pekan di Desa Kalisari Sayung, Aktivitas Warga Terganggu

“Itulah, masyarakat (pelaku tambang) kadang tidak peka, masih saja melakukan kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak bencana. Rumah-rumah di Sukolilo itu, kan, memang di belakangnya ada penambangan galian c, menyebabkan air mengalir deras dan tanah tidak punya daya dukung untuk menahan derasnya air,” kata dia.

Budi menyebut, kondisi ini mestinya jadi pembelajaran bagi semua pihak.

Pegunungan Kendeng harus dijaga kelestariannya.

“Baik dengan mitigasi vegetatif, melalui reboisasi, maupuan pembangunan dam-dam (bendungan) penahan aliran air, ini menjadi PR pemerintah dan masyarakat Pati,” tandas dia. (mzk)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved