Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Perumda Tirta Jungporo Jepara Siapkan Rp500 Juta untuk Atasi Krisis Air Bersih di Wilayah Selatan II

Perumda Tirta Jungporo Jepara menyiapkan anggaran investasi sekitar Rp500 juta untuk menyelesaikan persoalan krisis air bersih.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/ISTIMEWA
TINJAU SALURAN - Direktur Utama Tirta Jungporo, Lukman Khakim, meninjau saluran IPAL di wilayah Selatan 2 Kabupaten Jepara. (Dok. PDAM) 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Perumda Tirta Jungporo Jepara menyiapkan anggaran investasi sekitar Rp500 juta untuk menyelesaikan persoalan krisis air bersih yang telah berlangsung hampir satu dekade di wilayah Selatan II Kabupaten Jepara

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen manajemen baru untuk memberikan layanan air bersih merata bagi ribuan pelanggan.

Direktur Utama Tirta Jungporo, Lukman Khakim, mengungkapkan hal tersebut usai rapat koordinasi bersama tujuh pemangku wilayah terdampak, yakni perwakilan Desa Kedungmalang, Karangaji, Wanusobo, Tedunan, Kaliombo, Gerdu, dan Ujungpandan, serta Camat Kedung.

Baca juga: Secercah Harapan untuk Warga Setelah Sepuluh Tahun Krisis Air Bersih di Kabupaten Jepara

“Masalah air bersih di wilayah Selatan II ini bukan baru setahun dua tahun, tapi sudah berlangsung sekitar 10 tahun. Kami komitmen menyelesaikan ini bertahap, dengan investasi infrastruktur yang konkret,” kata Lukman kepada Tribunjateng, Selasa (21/10/2025).

Berdasarkan data pelanggan per Oktober 2025, jumlah sambungan rumah (SR) di wilayah ini mencapai 4.062 SR, dengan kebutuhan air baku sekitar 50 liter per detik. 

Saat ini, sumber air yang tersedia baru mampu menyuplai sekitar 45 liter per detik, atau setara 3.600 SR, sehingga masih terdapat kekurangan 6 liter per detik.

Untuk jangka pendek, Tirta Jungporo fokus pada optimalisasi sumber air dari sumur Gedangan di wilayah Welahan, dengan debit 15 liter per detik.

Air dari sumber ini akan diprioritaskan untuk melayani Desa Ujungpandan, yang memiliki pelanggan terbanyak (1.722 SR).

Untuk memperkuat tekanan aliran, akan dipasang pompa booster di sekitar sumur Gedangan. 

Upaya ini ditargetkan selesai dalam dua minggu, sehingga pada awal November aliran air mulai mengalir ke rumah pelanggan.

Sementara untuk desa lainnya seperti Kedungmalang, Kaliombo, Karangaji, dan Tedunan, perbaikan difokuskan pada Instalasi Pengolahan Air (IPAL) Bompes yang selama 20 tahun terakhir tidak berfungsi optimal. 

Air dari sumur Kalipucang bisa mampu debit 12 liter/detik dan Purwogondo bisa mampu 10 liter/detik akan dialirkan ke instalasi ini setelah proses pembersihan dan penggantian saringan selesai.

“IPAL Bompes ini dulunya tidak bisa difungsikan karena kotoran menumpuk, sehingga ketika air dialirkan hasilnya seperti kopi atau teh. Kami bersihkan, ganti saringan, dan optimalkan lagi supaya layak konsumsi,” jelasnya.

Adapun untuk Desa Tedunan yang memiliki 544 pelanggan, suplai air akan diperkuat dari sumur Batam di Desa Dongos.

Meski sejumlah upaya jangka pendek tengah dilakukan, Tirta Jungporo juga menyiapkan langkah jangka menengah untuk menutup kekurangan suplai air sebesar 6 liter per detik. 

Caranya dengan membangun sumur baru di sekitar Wanusobo atau Jondang melalui investasi tahun 2026.

“Kalau semua sumur eksisting dimaksimalkan, kapasitas kita baru 45 liter per detik. Tambahan sumur baru nanti menutup kekurangan sekitar 5 - 7 liter per detik,” ungkapnya.

Pembangunan sumur baru akan dimulai pada Februari 2026, dengan pengadaan tanah dilakukan akhir tahun ini.

Total investasi yang disiapkan untuk menyelesaikan krisis air bersih di Selatan II mencapai sekitar Rp500 juta. 

Dengan rinciannya, perbaikan instalasi IPAL Bompes sebesar Rp150 juta, pengadaan dan pemasangan pompa booster Gedangan sebesar Rp170 juta, pengadaan tanah untuk sumur baru sebesar Rp100 juta, dan pemasangan pipa distribusi dan jaringan sebesar Rp136 juta.

“Target kami, awal November air sudah bisa mengalir walau belum maksimal. Awal 2026, semua jaringan dan suplai kami tutup dengan sumur baru. Insya Allah, persoalan 10 tahun ini bisa terurai,” tegas Lukman.

Langkah ini mendapat dukungan penuh dari Witiarso Utomo selaku Bupati Jepara, yang sebelumnya telah meninjau langsung kondisi masyarakat di wilayah Kedung. 

Ia memerintahkan PDAM untuk segera menuntaskan persoalan krisis air bersih yang selama ini dikeluhkan warga.

Sebagai informasi tambahan, Wilayah Selatan II Jepara meliputi tujuh desa yang selama ini kerap mengalami kekeringan air bersih, terutama pada musim kemarau.

Program investasi ini menjadi intervensi strategis Tirta Jungporo untuk memperkuat infrastruktur air bersih di kawasan pesisir selatan Jepara. (Ito)

Baca juga: Kabupaten Jepara Bersiap Jadi Sentra Peternakan Kambing Etawa

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved