Berita Jepara
Desa Plajan Jadi Simbol Toleransi dan Ekoteologi Jepara dalam Festival Kerukunan
Kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan bentuk nyata dari aktualisasi ekoteologi dan desa sadar kerukunan.
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: M Syofri Kurniawan
“Kerukunan di Plajan ini nyata, bukan dibuat-buat. Karena itu, kami ingin memperkenalkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki desa seperti ini,” ucap Adib.
Ia bahkan membuka peluang agar tahun depan Desa Plajan dapat menjadi salah satu tujuan program Indonesia Interfaith Scholarship (IIS) dan dikunjungi tamu-tamu dari luar negeri.
“Ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia menjadi rujukan dunia dalam hal kerukunan umat beragama,” lanjutnya.
Festival semalam kemudian ditutup dengan penyerahan bantuan dari Baznas Jepara, disusul dengan pagelaran ketoprak Wahyu Budoyo.
Pementasan itu menjadi simbol bagaimana nilai-nilai kerukunan dapat dihidupkan melalui seni dan budaya lokal.
“Melalui budaya, kita bisa memperkuat pesan perdamaian. Ketoprak, wayang, dan seni tradisional lainnya adalah cara kita menjaga kearifan lokal di tengah arus digital,” tutupnya.
Dengan semangat ekoteologi dan kebersamaan lintas iman, Desa Plajan kini bukan sekadar titik di peta Jepara, tetapi contoh nyata bagaimana harmoni dapat tumbuh subur di tanah yang menjunjung tinggi nilai religi dan budaya. (Ito)
Baca juga: DPRD Jepara Apresiasi Program Ngator di Desa, Dorong Optimalisasi Potensi Lokal
| Dilan Serius Ikuti Workshop Digital Entrepreneurship di Jepara |
|
|---|
| Santri dan Guru Madin Jadi Prioritas, BAZNAS Jepara Jadikan Zakat sebagai Gerakan Pemberdayaan |
|
|---|
| BAZNAS Jepara Terus Dorong Kemandirian Ekonomi, Ribuan Warga Sudah Terbantu |
|
|---|
| Jepara Perkuat Ketangguhan Hadapi Musim Hujan dengan Sosialisasi hingga Pembuatan Sumur Bor |
|
|---|
| Pendopo Kabupaten Jepara Disiapkan Jadi Museum Kartini, Langkah Awal Lestarikan Sejarah dan Budaya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.