Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Wabup Jepara Luncurkan Program J-Farming, Gaet Generasi Muda Tekuni Pertanian Cabai

Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Perumda Aneka Usaha resmi meluncurkan program J-Farming, sebuah inisiatif

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Tito Isna Utama
PENANAMAN - Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, bersama Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo melakukan penanaman bibit cabai di Desa Kecapi, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pemerintah Kabupaten Jepara melalui Perumda Aneka Usaha resmi meluncurkan program J-Farming, sebuah inisiatif modernisasi pertanian yang difokuskan pada pengembangan tanaman cabai. 


Program ini diharapkan mampu menarik minat kalangan muda untuk ikut terjun di sektor pertanian.


Wakil Bupati Jepara, Muhammad Ibnu Hajar, mengatakan peluncuran program ini menjadi langkah konkret pemerintah daerah dalam memperkuat ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi melalui sektor pertanian.


“Alhamdulillah, hari ini kami meluncurkan program J-Farming. Tujuannya bukan hanya menggait kalangan petani senior, tapi juga anak-anak muda agar tertarik bertani. Ini bentuk modernisasi dalam penanaman cabai,” kata Ibnu Hajar kepada Tribunjateng, Rabu (29/10/2025).


Ia menambahkan, program tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Jepara yang baru, yang menekankan pentingnya fokus pada ketahanan pangan serta pemberdayaan ASN dan masyarakat melalui peran Perumda.


“Jepara ini sangat luas, hampir 100 ribu hektare, dan 75 persen di antaranya lahan kering. Karena itu, kami ingin memprioritaskan sektor ketahanan pangan, terutama komoditas cabai,” ungkapnya.


Sementara itu, Direktur Utama Perumda Aneka Usaha Jepara, Wike Dwi Utomo, menjelaskan bahwa J-Farming merupakan konsep pertanian adaptif terhadap musim, dengan penerapan metode tanam yang disesuaikan kondisi iklim dan curah hujan.


“Kami mencoba melakukan rekayasa metode tanam agar bisa beradaptasi dengan musim. Jadi bukan sekadar terobosan baru, tapi adaptasi musim dengan konsep yang lebih modern,” jelas Wike.


Ia menuturkan, tahap awal program ini dijalankan di lahan seluas 8.500 meter persegi melalui kerja sama dengan Bumdes Kecapi dengan sistem bagi hasil 50:50.


Lokasi pengembangan lain juga disiapkan di Suwawal Barat, Suwawal Timur, Balong, dan Batealit.


Menurut Wike, kualitas tanah di wilayah tersebut cukup baik dengan pH rata-rata 6, ideal untuk pertumbuhan cabai.


Secara ekonomi, pengembangan komoditas cabai dinilai strategis karena berpengaruh langsung terhadap inflasi daerah.


“Secara konsep, kami ingin membantu pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi. Karena cabai ini memang salah satu komoditas yang memengaruhi harga di pasar,” ujarnya.


Perumda Aneka Usaha juga telah menyiapkan tiga pasar utama untuk hasil panen, yakni pasar industri melalui kerja sama dengan Indofood dan Batamindo, ritel modern, serta penjualan langsung ke konsumen dan pelaku usaha sambal rumahan.


Dengan luas awal 1,5 hektare dan target perluasan di tahun depan, hasil panen diproyeksikan mencapai 4 ton cabai merah besar per hektare.


“Saat ini kami sudah menanam sekitar 14 ribu bibit cabai, bekerja sama dengan kelompok tani, KWT, dan Junior Farming. Semua dilibatkan dalam proses perawatan agar hasil optimal,” ungkapnya.


Melalui J-Farming, Pemkab Jepara berharap generasi muda dapat melihat bahwa bertani kini tidak lagi konvensional, melainkan sudah memasuki era pertanian modern dan berorientasi ekonomi. (Ito)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved