Berita Kudus
38 Guru PAUD dan Kepala Sekolah dari 15 Provinsi Jajaki Pelatihan Berpikir Komputasional di Kudus
Sebanyak 38 guru pendidikan anak usia dini dan kepala sekolah dari 15 provinsi di Indonesia menjajaki pelatihan berpikir komputasional di Kudus.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Sebanyak 38 guru pendidikan anak usia dini (PAUD) dan kepala sekolah dari 15 provinsi di Indonesia menjajaki pelatihan berpikir komputasional di Kabupaten Kudus.
Di antaranya dari Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, perwakilan dari Direktorat Guru PAUD dan
PNF, Direktorat PAUD dan UPT Ditjen GTK dan PG dari Provinsi Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
Program bertajuk "Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD" berlangsung mulai hari ini, Senin - Jumat (27-31/10/2025) yang dipusatkan di Kabupaten Kudus.
Baca juga: Guru Besar Unissula Prof Henry Indraguna Dorong Pendidikan Hukum Humanis di Perguruan Tinggi
Mereka dilatih mendalami konsep berpikir komputasional dan implementasinya, sejalan dengan langkah strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mendorong Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA).
Selama pelatihan, peserta mempelajari konsep berpikir komputasional dan cara mengintegrasikannya ke dalam kurikulum nasional PAUD melalui pendekatan pembelajaran mendalam.
Pelatihan juga mencakup praktik langsung dan kunjungan ke-4 satuan PAUD percontohan di Kudus yang telah mengimplementasikan skema berpikir komputasional.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk mencetak guru sebagai pelatih, yang akan melakukan diseminasi kepada lebih banyak guru di daerah masing-masing.
Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non-Formal (PNF), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Suparto menyatakan, pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan mendasar dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan.
Peran guru PAUD sangat strategis untuk menanamkan fondasi berpikir komputasional sejak dini.
Yaitu kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif, yang menjadi dasar untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang.
Karena itu, lanjut dia, pengembangan kapasitas dan kapabilitas guru dalam implementasi berpikir komputasional menjadi program prioritas di Kementerian.
Lebih lanjut, pelatihan ini melibatkan 8 guru PAUD dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat, sebagai dua daerah yang telah lebih dulu konsisten mengembangkan dan mengimplementasikan berpikir komputasional pada jenjang PAUD.
Selebihnya diikuti guru dan kepala sekolah dari berbagai kabupaten/kota lainnya dari 15 provinsi.
Dalam proses penyusunan panduan dan materi pelatihan, delapan guru dari Kudus dan Sumbawa Barat didampingi Ketua Kelompok Kerja PAUD Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (BAN PDM), Dr. Irma Yuliantina.
Serta di-review oleh Tim Bebras Indonesia, sebuah inisiatif internasional yang mempromosikan keterampilan berpikir komputasional sejak dini.
Panduan dan materi pelatihan yang dihasilkan menjadi salah satu rujukan bagi pengembangan pelatihan dan diseminasi berpikir komputasional di jenjang PAUD pada tahap selanjutnya.
Baik di tingkat daerah maupun nasional.
"Berpikir komputasional satu upaya meningkatkan SDM Indonesia, dimulai level paling awal dari satuan pendidikan PAUD," terangnya usai pembukaan Pelatihan Calon Pelatih dalam Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD di Kudus, Senin (27/10/2025).
Kata dia, komputasional merupakan cara berpikir sistimatis, kritis dan logis yang bisa diterapkan pada kehidupan nyata, sebagaimana alur kerja komputer.
Anak-anak usia dini bisa bermain yang di dalamnya ada belajar.
Di mana anak diajak melihat suatu hal besar, selanjutnya dibimbing melakukan analisis hal-hal kecil.
Bagi orang yang mampu berpikir komputasional, lanjut dia, bisa menyimpulkan dan mencari solusi dari hal-hal kecil sekalipun.
Sekaligus sebagai pondasi untuk membangun karakter anak tidak lagi jadi individu dependent, tidak tergantung pada orang dewasa.
Sejak 2023, lebih dari 700 kepala sekolah dan guru dari 211 satuan PAUD telah mengintegrasikan berpikir komputasional dalam pembelajaran sehari-hari.
Tentunya melalui pendampingan dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus dan Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus yang didukung oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Sementara di Kabupaten Sumbawa Barat, pendekatan berpikir komputasional telah diterapkan oleh 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD yang difasilitasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) sejak tahun 2023.
Bupati Kudus Dr. Ars. Sam'ani Intakoris mengapresiasi inisiatif program pelatihan untuk pelatih yang terselenggara di
Kudus. Diharapkan dapat memberi manfaat lebih luas ke berbagai daerah lainnya di Indonesia.
Sebagai kepala daerah, dia berharap guru-guru di Kabupaten Sumbawa Barat bisa
berkolaborasi dengan guru-guru dari Kabupaten Kudus dan daerah lainnya.
Sehingga pelatihan yang dilakukan menjadi bekal para guru PAUD dari daerah lainnya untuk mengajarkan anak-anak bagaimana menerapkan cara berpikir komputasional.
"Kerjasama ini sangat baik antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Pusat Belajar Guru Kudus yang difasilitasi oleh Djarum Foundation, Amman Mineral, dan Inspirasi Foundation. Semoga dapat menjadi program berkelanjutan," tuturnya.
Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio menuturkan, melalui pelatihan ini dapat membantu meluruskan miskonsepsi bahwa Berpikir Komputasional adalah kurikulum atau kegiatan baru, melainkan proses berpikir terstruktur yang dibangun lewat kegiatan sehari-hari. Misalnya, sesederhana pembiasaan cuci tangan atau bermain lompat karet.
Yang menjadi pembedanya adalah cara guru memberikan contoh dan pertanyaan pemantik untuk membangun cara berpikir anak dalam suatu kegiatan.
Kata dia, pengalaman dari Kudus dan Sumbawa Barat menunjukkan proses berpikir komputasional ketika diterapkan secara konsisten dapat meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan fisik motorik anak.
Baca juga: Kisah Pilemon Peraih Beasiswa Nusantara UHN Tegal, Ingin Jadi Guru SD di Papua
Vice President Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Priyo Pramono menambahkan, berpikir komputasional menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang memiliki pola pikir adaptif. Potensinya semakin besar, ketika ditanamkan sedini mungkin.
Hal tersebut sudah diterapkan di Sumbawa Barat dengan mengadopsi apa yang dilakukan di Kabupaten Kudus.
"Kami berharap langkah ini dapat mempercepat lahirnya sumber daya manusia yang siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045," kata dia. (Sam)
| 600 Hektare Padi Baru Tanam di Undaan Kudus Terendam Banjir, Kerugian Petani Ditaksir Rp 4,8 Miliar |
|
|---|
| Di SMP Muhammadiyah 1 Kudus, Bupati Sam’ani Pesan Pentingnya Jadi Siswa Cerdas dan Berkarakter |
|
|---|
| Pemangkasan TKD, Se-Jateng Kabupaten Kudus Dipangkas Paling Besar Mencapai Rp 538 Miliar |
|
|---|
| Uang Kas Daerah Kabupaten Kudus yang Tersimpan di Bank Mencapai Rp 229 Miliar |
|
|---|
| PON Bela Diri Kudus Berakhir, Bupati Sam’ani: Dampak Positif Bagi Ekonomi Lokal |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.