Berita Nasional
Tim DVI: Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sulit Teridentifikasi
Korban tewas akibat runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jatim, sulit teridentifikasi.
Penulis: Sof | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SIDOARJO - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyampaikan, korban meninggal dunia akibat runtuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jatim, sulit teridentifikasi.
Sembilan jenazah yang ditemukan petugas SAR gabungan pada Jumat (9/10/2025) belum diketahui identitasnya.
Hingga saat ini, Tim DVI Polda Jatim masih melakukan identifikasi.
Baca juga: Kisah Haikal Salat Berjamaah di Balik Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Sosok Misterius Jadi Imam
Namun, Tim DVI mengalami sejumlah kendala karena jenazah yang ditemukan di dalam runtuhan Ponpes Al Khoziny tersebut sulit teridentifikasi.

Kepala DVI Polda Jatim, Kombes Pol Wahyu Hidajati, mengatakan, jenazah yang ditemukan beberapa hari setelah kematian akan mengalami beberapa fase sebelum akhirnya pembusukan.
"Kondisinya jauh berbeda dibanding hari pertama karena ada proses sehingga ini tidak mudah dikenali. Harus ada ilmu tambahan agar jenazahnya tidak tertukar," katanya, Sabtu (4/10/2025).
Kendala pertama, sering kali santri saling berbagi atau meminjam barang satu sama lain sehingga, bermodal pakaian, sarung, dan sebagainya tidak cukup.
Kedua, sidik jari.
Identifikasi melalui sidik jari akan lebih mudah apabila kondisi tubuh jenazah masih segar.
Selain itu, para santri yang menjadi korban mayoritas belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sehingga sulit terdeteksi.
"Ketiga, dari gigi, supaya gampang ketemu, giginya harus unik, misal gingsul atau tonggos, bogang, tambalan. Kalau bagus semua, susah," bebernya.
Keempat, dari DNA korban.
Tim DVI Polda Jatim telah mengumpulkan DNA keluarga melalui air liur, darah, dan rambut sejak Kamis (2/10/2025) sebanyak 59 sampel.
"Kemarin sudah ambil DNA, tapi juga butuh waktu. Semakin jelek kualitas sampelnya, semakin susah, sel-selnya kalau sudah busuk," imbuhnya.
Setelah pengambilan sampel DNA, tim DVI akan mengirimkan ke Jakarta untuk proses pencocokan.
Setidaknya, butuh waktu minimal tiga hari dan maksimal dua minggu hasilnya akan keluar.
"Enggak bisa dipercepat lagi, minimal tiga hari, maksimal dua minggu. Kalau ada jenazah baru, kami ikutkan gelombang kedua dan kami kirim lagi," ucapnya.
Tim DVI meminta agar keluarga yang memiliki foto para korban dapat dikirim ke petugas untuk mendukung proses pencocokan.
Namun, hal itu juga tidak mudah.
Sebab, kondisi tubuh manusia yang sudah mengalami fase kematian 1 x2 4 jam akan membengkak.
Kemudian, 2 x 24 jam akan mulai menghitam dan kulit mengelupas.
Keluarga korban sempat meminta agar dapat diizinkan melihat langsung jenazah yang sudah ditemukan dengan tujuan mengidentifikasi melalui pengamatan mata telanjang.
Namun, permintaan tersebut belum dapat dipenuhi oleh tim DVI Polda Jatim karena kondisi jenazah yang mulai berubah bentuk akan menimbulkan perasaan emosional tinggi.
"Ketika jenazah dijejerkan, umumnya sudah mulai berubah bentuk. Kekalutan itu muncul, jadi pengen segera bertemu, padahal belum tentu yang menurut keluarga itu anaknya, tetapi ternyata bukan," tuturnya.
Diketahui, bangunan yang difungsikan sebagai musala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat Asar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan musala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
49 orang dalam pencarian
Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian dan evakuasi korban runtuhan musala Ponpes Al Khoziny.
Hingga saat ini, sebanyak 49 orang dinyatakan hilang.
"Per hari ini yang masih kita cari berdasarkan data yang ada dinyatakan hilang 49 orang.
Mudah-mudahan bisa cepat (ketemu),” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyantopada Sabtu (4/10/2025).
Namun, tim SAR gabungan belum dapat memastikan apakah 49 orang tersebut adalah korban dari runtuhan.
Sebagian santri telah ditemukan di lokasi lain.
“Apakah yakin masih di situ? Kita semua tidak tahu. Karena ada di reruntuhan, harapannya sesuai data, datanya dari Ponpes,” jelas Suharyanto.
Proses pengangkatan puing-puing dari bangunan yang ambruk telah mencapai 40 hingga 50 persen.
Tim SAR gabungan berupaya mempercepat proses evakuasi dengan tetap mengutamakan keselamatan semua pihak, terutama untuk menghindari korban terpotong.
“Tidak mungkin kita asal mengambil walaupun sudah meninggal. Masa tega ambil serampangan, nanti korban maaf terpotong atau apa. Kita mengutamakan kemanusiaan,” bebernya.
Seluruh alat berat yang memungkinkan telah dikerahkan untuk mempercepat pencarian, dengan target pencarian mencapai 20 hingga 30 persen per hari.
Runtuhnya bangunan mushala tiga lantai yang berfungsi sebagai tempat ibadah di area asrama putra Ponpes Al Khoziny terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri sedang melaksanakan salat Asar.
Berdasarkan analisis tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas yang seharusnya.
Hingga kini, total korban runtuhan mushala Al Khoziny mencapai 118 orang.
Dari jumlah tersebut, 27 orang berhasil dievakuasi oleh petugas, sementara sisanya melakukan evakuasi mandiri.
Sebanyak 14 orang dinyatakan meninggal dunia, dan 104 orang selamat.
Namun, puluhan lainnya masih dalam proses pencarian.
Di antara yang ditemukan, satu korban atas nama Ibnu Fairus, yang sebelumnya masuk dalam daftar pencarian, ditemukan selamat di lokasi lain. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sulit Teridentifikasi, Tim DVI: Jauh Beda, Tak Mudah Dikenali"
Baca juga: Kesaksian Santri Ponpes Al Khoziny Detik-detik Bangunan Runtuh: Saat Sujud di Rakaat Ketiga
Keracunan Massal di SDN Ungaran 01, KemenHAM Jateng Lakukan Pemantauan Pemenuhan HAM Program MBG |
![]() |
---|
14 Orang Tewas dan 49 Masih Dicari di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
5 Oktober Hari TNI: 80 Tahun Mengabdi untuk Negeri, Simak Sejarah dan Maknanya |
![]() |
---|
Sinergi Kemenham dan Pemprov Jateng Perkuat Pembentukan Kantor Wilayah Baru dan Fasilitas Gedung |
![]() |
---|
Kisruh Beda Data Subsidi Elpiji, Menkeu Purbaya: Angkanya Sama, Hanya Beda Cara Pandang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.