Horizzon
Vasektomi dan Kesetiaan Pasangan
Pemprov Jawa Barat pernah mewacanakan program vasektomi ini akan menjadi prasarat bagi penerima bantuan sosial
Penulis: Ibnu Taufik Juwariyanto | Editor: abduh imanulhaq
Dari perspektif gender, tentu ini tak bisa disamakan dengan kisah spiritual yang dialami oleh laki-laki yang hingga saat ini tak bisa menghapus rasa bersalahnya. Namun secara kodrati, sama, vasektomi dan tubektomi adalah pemotongan saluran vital untuk menghindari kehamilan, baik yang permanen maupun nonpermanen.
Dari perspektif medis dan juga pengendalian jumlah penduduk, tentu narasi yang ada program ini tidak ada masalah. Bahkan, rasanya Pemprov Jawa Barat pernah mewacanakan program vasektomi ini akan menjadi prasarat bagi penerima bantuan sosial.
Saya juga tidak ingin mengajak berdebat tentang vasektomi dan tubektomi itu layak atau tidak. Bahkan rasanya MUI juga memberi catatan khusus untuk program KB mantap ini.
Meski mengambil standing tidak setuju dan bahkan menggunakan narasi haram, MUI masih memberi ruang pengecualian terkait vasektomi maupun tubektomi. MUI berharap, pemerintah tidak menjadikan jenis KB ini sebagai program unggulan. Dan yang menjadi catatan MUI, apabila program ini dijalankan, MUI memberi catatan agar peserta diberi penjelasan bagaimana peserta memahami biaya sekaligus risiko, jika harus melakukan rekanalisasi saluran sperma atau sel telur.
Prinsipnya, MUI tidak menghalalkan program ini jika harus bersifat permanen. Program ini dibolehkan namun tidak boleh menimbulkan kemandulan permanen. Toleransi yang diberikan MUI ini tampaknya senada dengan kisah laki-laki yang sampai sekarang tak bisa memaafkan kesalahannya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/Ibnu-Taufik.jpg)