Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Horizzon

Vasektomi dan Kesetiaan Pasangan 

Pemprov Jawa Barat pernah mewacanakan program vasektomi ini akan menjadi prasarat bagi penerima bantuan sosial

DOK
Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng 

Oleh: Ibnu Taufik Juwariyanto, Pemimpin Redaksi Tribun Jateng

TANGIS bayi dari dalam ruang operasi itu membuat seorang laki-laki berusia 40-an tahun terkejut. Ia yang sejak awal tampak gelisah tiba-tiba terdiam. Kepalanya menengadah ke langit-langit ruang tunggu kamar operasi. Pelan dan pasti, matanya berkaca-kaca dan bulirnya kemudian jatuh membasahi wajahnya. 

Jelas, dari mimik wajahnya, itu bukan tangis kebahagiaan seorang ayah yang menunggu kelahiran anaknya. Tampak nyata bahwa tangis yang pecah di luar kamar operasi itu merupakan tangis penyesalan. 

“Saya, egois. Egois terhadap istri saya dan bahkan saya egois terhadap Tuhan,” katanya singkat sambil menyeka air matanya. 

Ia kemudian bercerita, tangis bayi dari dalam ruang operasi yang tak lain adalah tangis dari darah dagingnya seolah menampar dan menyadarkan dirinya. Tangis bayi yang ia dengar seolah mengingatkan bahwa ada kesalahan besar yang ia buat dan tak bisa dimaafkan. 

Ceritanya, jauh sebelum kelahiran anaknya, yang kebetulan harus dilakukan melalui operasi cesar, ia telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan KB permanen terhadap istrinya. Ia menandatangani bahwa operasi cesar tersebut juga sekaligus memotong saluran telur istrinya alias tubektomi alias steril. 

Apa yang salah? Bukankah usianya dan juga usia istrinya sudah menginjak 40 tahunan? Bayi yang lahir hari itu juga sudah merupakan anak yang ketiga. Apakah kekecewaannya lantaran dia ingin mengubah rencana dan masih ingin menambah anak lagi setelah kelahiran anaknya yang ketiga? 

Dengan nafas panjang, ia kemudian berkisah bahwa sama sekali tak ada rencananya untuk menambah anak lagi. Tiga anak yang lahir atas perkawinan dengan istri yang ia cintai sudah cukup. 

Namun keputusannya untuk menandatangani kesepakatan steril bagi istrinya ia anggap sebagai keputusan yang salah. “Tangis anak saya yang saya dengar seolah menampar saya. Dan, saya benar-benar merasa egois dan bahkan jahat,” katanya. 

Saat menandatangani kesepakatan untuk membuat istrinya steril, ia mengaku yakin bahwa ia akan selalu setia membersamai istrinya. Apalagi ia mengatakan bahwa ia termasuk laki-laki yang tidak aneh-aneh. “Kalau mau aneh-aneh, rasanya tidak. Tapi saya lupa, apakah Tuhan akan menakdirkan saya akan membersamai istri saya sampai tua?”

“Bagaimana jika Tuhan memisahkan saya dan istri saya karena umur saya yang tidak panjang. Jika saya mati di usia muda, bagaimana dengan istri saya?”

Ia benar-benar merasa bersalah dengan situasi tersebut. Ia kemudian berpikir, jika ia mati muda masihkah ada orang yang mau menikahi istrinya yang janda dengan status sudah steril? Ia kemudian juga berpikir, jika ia mati muda, bagaimana dengan anak-anaknya?

“Keputusan saya seolah saya bisa menjamin bahwa saya akan melindungi istri dan anak-anak saya. Saya mungkin bisa memelihara komitmen itu, tapi bagaimana jika Tuhan yang menakdirkan saya tidak berumur panjang. Entah kenapa tangis anak saya membuat saya baru menyadari itu dan semua sudah terlambat,” tambahnya sambil kembali mengusap air mata penyesalan yang masih mengalir. 

Kisah ini adalah pengalaman spiritual seseorang, yang selalu saya ingat sampai sekarang. Dan untuk mengurangi rasa bersalahnya, ia bercerita kepada siapa pun tentang pengalaman spiritual yang ia alami sendiri. Saya yang pernah mendengar kisah ini kemudian tertarik untuk membagikannya terkait dengan program vasektomi di Kota Semarang. 

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang bahkan mengklaim program vasektomi yang digagas dinilai berhasil di 2025 ini. Program yang juga memberi insentif Rp 1 juta bagi suami yang mau steril, tentu dengan syarat dan ketentuan, diklaim sudah diikuti oleh lebih dari 100 orang. Ini meningkat dibanding tahun sebelumnya. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved