Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Calon Kades Ngamuk Gebrak Meja, Tuding Panitia Curang, Audiensi juga Berakhir Buntu

Setidaknya ada enam bakal calon Kepala Desa protes kepada Pemkab Indramayu, Jawa Barat karena menganggap panitia melakukan kecurangan.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
KOMPAS.com/HANDHIKA RAHMAN
CALON KADES PROTES - Para bakal calon kepala desa yang tak lolos memprotes hasil seleksi panitia di Kantor DPMD Kabupaten Indramayu, Senin (24/11/2025). Mereka menuding panitia telah melakukan kecurangan. 

TRIBUNJATENG.COM, INDRAMAYU - Enam perwakilan calon Kepala Desa di Kabupaten Indramayu protes terhadap pelaksanaan tahapan pemilihan Kepala Desa. Mereka nilai panitia telah melakukan kecurangan.

Sebagai bentuk protes, mereka pun mengadu ke Pemkab Indramayu melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).

Selama audiensi itu, mereka tidak puas, bahkan satu di antara calon Kades hingga menggebrak meja sehingga suasana tiba-tiba tegang.

Baca juga: Sosok Pemuda Pendiam di Indramayu Ternyata Pelaku Pembunuhan, Tetangga Terkejut

Nasib Terkini AKBP Basuki Buntut Kematian Dosen Untag Semarang, Padahal Pensiun 2 Tahun Lagi

Para bakal calon Kepala Desa atau kuwu protes kepada Pemkab Indramayu, Jawa Barat, Senin (24/11/2025).

Protes ini dilakukan pasca pemilihan Kepala Desa di Indramayu diduga curang.  

Mereka berbondong-bondong mendatangi kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Indramayu dengan membawa beberapa bukti kecurangan.

Ada enam perwakilan Kepala Desa yang datang untuk audiensi.

Pertemuan pun berlangsung alot, terdengar pula suara gebrakan meja dari dalam ruangan.

Salah seorang bakal calon Kepala Desa, Akhmad Zaenuri mengatakan, dugaan rekayasa nilai yang dilakukan panitia sangat jelas terlihat.

“Ini ada nilai-nilai yang hilang, ini yang menjadi polemik, dari sini mengakibatkan beberapa calon pada akhirnya digunting (tidak lolos),” kata Zaenuri seperti dilansir dari Kompas.com, Senin (24/11/2025).

Zaenuri menunjukkan hasil nilai tes tertulis yang didapatnya.

Dia mendapat nilai tes paling tinggi, tapi di tes wawancara nilainya justru anjlok menjadi paling rendah hingga membuatnya tidak lolos.

Padahal saat menjalani tes wawancara, Zaenuri merasa semua lancar dan tidak ada hambatan.

Lain halnya dengan bakal calon yang nilai tes tertulisnya anjlok bahkan di bawah rata-rata, kata Zaenuri, ketika tes wawancara nilainya malah melejit menjadi paling tinggi walau yang bersangkutan tidak pandai dalam berargumentasi.

“Ini aneh, dia bisa mengalahkan lima sarjana (calon lainnya). Ini yang jadi pertanyaan kami, ada apa."

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved