Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Alasan Projo Tinggalkan Jokowi dan Gabung Gerindra, Cari Aman? Ferdinand: Kasus Judol Masih Panas

Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang erat kaitannya sebagai pendukung Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun terakhir mendadak balik badan.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
istimewa
TARIK DUKUNGAN - Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, kini mengalihkan dukungan pada Presiden Prabowo Subianto, dan segera gabung Partai Gerindra. Budi juga mengganti logo Projo dengan yang baru. 

Ringkasan Berita:
  • Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, secara mengejutkan mengumumkan Projo menarik dukungan dari Joko Widodo dan akan mengganti logo siluet Jokowi
  • Budi Arie menyatakan dirinya meminta izin untuk bergabung dengan Partai Gerindra sebagai pendukung terdepan Presiden Prabowo Subianto.
  • Namun, manuver ini juga memicu tudingan dari politisi PDIP upaya mencari perlindungan politik dan hukum terkait dugaan kasus judi online yang menyeret namanya.

 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, yang erat kaitannya sebagai pendukung Joko Widodo (Jokowi) mendadak balik badan.

Padahal selama dua periode Jokowi jadi Presiden RI (2014-2024), Projo menjadi garda terdepan membela, selain PDIP.

Budi Arie bersama Projo mulai menarik dukungan karena Jokowi sudah lengser dan kekuatan politiknya melemah.

Baca juga: Ini Alasan Kongres Projo III Digelar di Jakarta Tanpa Kehadiran Jokowi

Tanpa malu-malu, Budi Arie menyatakan logo Projo yang bergambar siluet wajah Jokowi akan segera diganti.

Selain itu yang mengejutkan Projo akan menjadi pendukung terdepan Presiden Prabowo Subianto, dan Budi Arie segera gabung Partai Gerindra.

Budi Arie menolak untuk gabung PSI, meski ada figur Kaesang Pangarep dan sosok mister J yang diasosiasikan pada Jokowi.

"Saya meminta izin kepada seluruh anggota Projo untuk saya bergabung ke Partai Gerindra, kan saya baru minta izin. Diizinin nggak sama yang bergabung ke Partai Gerindra? Kan kita belum bergabung," kata Budi Arie dalam Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menerima dokumen dukungan sebagi capres 2024 dari Ketua Umum Organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo, Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi didampingi pengurus Projo, di kediaman Prabowo, Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menerima dokumen dukungan sebagi capres 2024 dari Ketua Umum Organisasi relawan pendukung Presiden Joko Widodo, Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi didampingi pengurus Projo, di kediaman Prabowo, Jalan Kartanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (14/10/2023). (Tribunnews/Jeprima)

Takut Masuk Penjara?

Terkait hal ini, politisi PDIP Ferdinand Hutahaean mengatakan Projo dan Budi Arie sepertinya ingin mencari perlindungan politik dan hukum.

"Karena bagaimananpun Budi Arie saat ini statusnya di kepolisian terkait dugaan judi online dan masih panas-panasnya seperti kopi panas di pagi hari," ujar Ferdinand dikutip dari video Kompas.TV, Senin (3/11/2025).

"Saya yakin kalau Budi Arie tidak mencari perlindungan politik dan perlindungan hukum, maka dia akan dijadikan tersangka," ujar Ferdinand.

Ferdinand mengatakan satu-satunya tempat perlindungan yang aman bagi Budi Arie adalah bergabung ke Partai Gerindra.

"Namun saya tidak melihat Gerindra butuh Budi Arie. Saya khawatir ini justru merugikan Gerindra dengan status Budi Arie saat ini," katanya.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai manuver Ketua Umum Projo Budi Arie merapat ke Gerindra sebagai langkah realistis dan rasional.

“Sepertinya Budi Arie sudah mulai realistis bahwa untuk menjadi aktor kunci, termasuk juga untuk mengakses jabatan-jabatan politik strategis di negara kita, memang harus melalui partai politik suka atau tidak,” kata Adi kepada Kompas.TV, Minggu (2/11/2025).

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved