Berita Pekalongan
Alhamdulillah, Nasi Megono dan Lopis Krapyak Khas Pekalongan Jadi Warisan Budaya Takbenda
Dua kuliner khas Kota Pekalongan, nasi Megono dan lopis Krapyak resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Dua kuliner khas Kota Pekalongan, nasi Megono dan lopis Krapyak resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan pada 8 Oktober 2025.
Penetapan ini menandai pengakuan nasional terhadap kekayaan kuliner Pekalongan yang sarat nilai budaya dan tradisi turun-temurun masyarakat pesisir utara Jawa.
Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono menyebutkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil perjuangan panjang sejak 2023.
Upaya tersebut sempat tertunda karena, belum terpenuhinya kajian ilmiah dan dokumentasi pendukung yang disyaratkan oleh Kementerian.
Baca juga: Pelajar Korea Belajar Keberagaman di Batang, Ketua TP PKK Kenalkan Kuliner Megono dan Dawet
Baca juga: Pelatihan Teknisi HP Buka Peluang Usaha Baru di Kota Pekalongan
"Pada 2024 kami lengkapi seluruh persyaratannya, termasuk kajian ilmiah dan video dokumenter tentang nilai budaya Megono dan lopis Krapyak."
"Alhamdulillah, pada 8 Oktober 2025, dua kuliner khas kita akhirnya mendapat pengakuan secara nasional," ungkap Sabaryo, Selasa (14/10/2025).
Menurut Sabaryo, untuk bisa ditetapkan sebagai WBTB, setiap karya budaya harus memiliki pelestari atau maestro, kajian ilmiah komprehensif, video dokumenter, serta rencana pengembangan dan pelestarian jangka panjang.
Salah satu maestro kuliner Megono yang turut berperan adalah Haji Mas Duki, pemilik Rumah Makan Mas Duki, yang dikenal karena inovasinya menciptakan Megono Kaleng, produk olahan Megono yang tahan lama dan praktis dibawa ke luar kota.
"Megono tradisional biasanya hanya tahan dari pagi sampai sore. Dengan Megono Kaleng, bisa awet berhari-hari tanpa mengurangi cita rasanya."
"Ini salah satu bentuk inovasi pelestarian budaya kuliner," terang Sabaryo.
Dia menjelaskan, nasi Megono khas Kota Pekalongan memiliki keunikan tersendiri dibandingkan versi daerah lain seperti Kabupaten Pekalongan dan Batang.
Ciri khasnya terletak pada penggunaan kecombrang dalam bumbunya, yang memberikan aroma dan rasa khas yang segar dan menggugah selera.
Sementara itu, lopis Krapyak, kuliner berbahan dasar ketan dan gula merah yang biasa hadir dalam tradisi Syawalan, juga menjadi perhatian dalam penetapan WBTB tahun ini.
"Kini, lopis Krapyak tidak hanya disajikan saat perayaan lebaran, tetapi sudah banyak dijual di kawasan kuliner seperti Jalan Agus Salim dan Kawasan Jetayu."
"Penetapan ini bukan sekadar penghargaan budaya, tapi juga peluang ekonomi bagi masyarakat. Megono dan Lopis Krapyak bisa menjadi magnet wisata kuliner yang memperkuat citra Pekalongan sebagai kota kreatif berbasis budaya," tambahnya.
Baca juga: Bupati Pekalongan Fadia Ajak Masyarakat Lestarikan Tradisi Syawalan Gunungan Megono
Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Gus Dur Pekalongan Dapat Perlindungan Ketenagakerjaan
AirNav dan Museum Batik Pekalongan Ajak Anak Difabel Nyolet Bareng |
![]() |
---|
Wali Kota Aaf : PWRI Adalah Mitra Strategis Pemerintah dalam Membangun Kota Pekalongan |
![]() |
---|
Bunda Literasi Ajak Anak-anak Kota Pekalongan Cinta Buku Sejak Dini |
![]() |
---|
Kota Pekalongan Gaungkan Batik Ramah Lingkungan sebagai Gaya Hidup |
![]() |
---|
Balgis Diab: Pemkot Pekalongan Komitmen Bantu UMKM Miliki Sertifikat Halal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.