Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

Balqis Targetkan Kota Pekalongan Bebas Stunting pada 2026

Penguatan laporan digital dan pemetaan aksi konvergensi menjadi langkah strategis mencapai target Kota Pekalongan bebas stunting pada 2026.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
BUKA BIMTEK - Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab membuka Bimtek Penguatan Pelaporan dan Pelaksanaan Konvergensi Stunting di Ruang Buketan Pemkot Pekalongan, Jumat (21/11/2025). Balgis mengungkapkan penguatan laporan digital dan pemetaan aksi konvergensi menjadi langkah strategis dalam mencapai target Kota Pekalongan bebas stunting pada 2026. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemkot Pekalongan terus memantapkan langkah percepatan penurunan stunting melalui penguatan pelaksanaan dan pelaporan aksi konvergensi lintas sektor.

Upaya tersebut diwujudkan dengan penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Pelaporan dan Pelaksanaan Konvergensi Stunting yang menghadirkan Tim Ahli Investing in Nutrition and Early Years (INEY) Kemendagri, di Ruang Buketan Kantor Pemkot Pekalongan, Jumat (21/11/2025).

Wakil Wali Kota Pekalongan, Balgis Diab menegaskan penguatan laporan digital dan pemetaan aksi konvergensi menjadi langkah strategis dalam mencapai target Kota Pekalongan bebas stunting pada 2026.

Baca juga: Unit LIDI PB Hadir, Kota Pekalongan Tegaskan Komitmen Penanganan Bencana Berkeadilan

Baca juga: Pertama di Kota Pekalongan, Koperasi Merah Putih Modern Tingkat Kelurahan, Layani Apa Saja?

"Tujuan kami bukan sekadar menurunkan angka, tetapi bagaimana Kota Pekalongan pada 2026 bebas stunting," tegasnya.

Menurut Balgis, prevalensi stunting menjadi indikator penting dalam menilai kualitas pembangunan daerah.

Stunting yang tinggi mencerminkan kualitas SDM yang rendah, sedangkan penurunan stunting berbanding lurus dengan peningkatan kualitas SDM.

Dia menekankan pentingnya penanganan komprehensif pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai fase paling krusial dalam pencegahan stunting.

Intervensi tidak hanya berbasis gizi, tetapi harus melibatkan seluruh sektor mulai dari kesehatan, pendidikan, sanitasi, hingga ketahanan pangan.

"Stunting tidak bisa diselesaikan hanya dengan program gizi. Semua aksi harus bergerak bersama."

"Jika tidak terdokumentasi dan dilaporkan secara digital, maka tidak terlihat sejauhmana indikator keberhasilan program ini," jelasnya.

Melalui bimtek ini, Pemkot Pekalongan berharap peningkatan kapasitas seluruh pemangku kepentingan, termasuk OPD, tenaga lapangan, hingga PLKB, dalam pelaksanaan dan pelaporan aksi konvergensi stunting.

"Kami berharap terbentuk pemahaman bersama antar lembaga terkait mengenai isu stunting dan penanganannya sehingga koordinasi lintas sektor semakin jelas, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga penguatan sistem data dan publikasi indikator," ujarnya.

Balgis optimistis, langkah kolektif dan kolaboratif tersebut akan memperkuat pondasi untuk mewujudkan generasi emas Kota Pekalongan yang sehat dan berdaya saing. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved